Jamak dipahami bahwa umat/penganut agama Kristen itu terdiri dari dua golongan besar: Katolik dan Protestan. Tapi sebenarnya, ada yang lebih "tua" lagi, yaitu Ortodoks.
Jika umat kristiani pada umumnya (Katolik, Protestan) merayakan Natal pada 25 Desember, tidak demikian halnya dengan penganut Kristen  Ortodoks. Mereka justru baru merayakannya pada kemarin dan hari ini (6/7 Januari).
Warga Kristen Ortodoks ini kebanyakan tinggal di sejumlah negara di Eropa dan Asia. Umat atau Gereja Kristen Ortodoks Armenia di berbagai negara, juga Kristen Koptik di Mesir, merayakan Natal pada 6 Januari. Sementara, Kristen Ortodoks Timur di negara-negara bekas Uni Soviet atau Rusia (USSR) merayakan Natal pada 7 Januari.
Tercatat, ada 5 negara di dunia, yang secara resmi merayakan Natal dua kali dalam setahun: 25 Desember dan 7 Januari. "Secara resmi" maksudnya dijadikan hari libur resmi, yaitu di Belarusia, Eritrea, Lebanon, Moldova dan terakhir Ukraina.
Perayaan Natal Kristen Ortodoks ditandai dengan berbagai cara dan tradisi yang unik. Misalnya penyalaan dengan kembang api, upacara tradisional membakar kayu, serta prosesi ritual lain di masing-masing negara.
Beda Kalender Semata
Munculnya dua atau tiga kali Natal dalam setahun ini punya cerita yang cukup panjang. Perbedaan tanggal perayaan Natal ini murni hanyalah disebabkan penggunaan kalender yang berbeda. Sama sekali bukan karena perselisihan teologis.
Ya, dalam sejarah almanak yang mengacu pada sistem solar (matahari), gereja-gereja terutama di Eropa sudah memberlakukan almanak sistem kalender Julian sejak tahun 46 Sebelum Masehi (SM), dan berlaku sampai tahun 1582. Lebih dari 16 abad lamanya.
Nah, perbedaan tanggal perayaan Natal ini di era modern, muncul sebagai akibat penggunaan kalender yang berbeda. Gereja Barat dalam hal ini Katolik (dan Protestan) menggunakan kalender Gregorian yang digunakan hingga hari ini.
Sementara itu, Gereja Ortodoks yang termasuk di dalamnya gereja Yunani, Rusia, dan Koptik, menggunakan kalender Julian, yang diperkenalkan Kaisar Julius pada 46 SM. Kalender inilah yang digunakan Gereja Koptik hingga hari ini.
Pada awalnya, tanggal 25 Desember dan 29 Kiahk dalam kalender Koptik selalu terjadi bersamaan. Namun, semenjak diperkenalkannya kalender Gregorian, kemudian memunculkan perubahan.