Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gembira Bersama di Malang Flower Carnival 2016 (Esai Foto part 3)

7 September 2016   19:07 Diperbarui: 7 September 2016   19:33 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Parade Bunga dan Pawai Budaya dalam rangka HKJS ke-723/2016 tengah melintas; dengan latar belakang sudut bangunan bersejarah tempat perobekan bendera warna biru milik Belanda sehingga menjadi merah putih Indonesia. Ada plakat yang terpajang di sana, bisa sebagai wisata sejarah.

Keren
Keren
Ah, sudahlah... Tak usah diperpanjang lagi soal kapan mulainya. Sebab, jika dasar yang digunakan berbeda, hasilnya juga berbeda. Kita nikmati saja gelaran ini. Okee..? Anggap saja memang ini tahun ketujuh. Sudah banyak perbaikan di sana-sini, jika mau memperbandingkan dengan penyelenggaraan edisi tahun-tahun sebelumnya. Tulisan-tulisan bernada “kurang puas dan masukan ke penyelenggara” yang banyak dijumpai di internet soal kekurangan pelaksanaan acara wisata daerah di kota ini.

Artistik. Berat lho pakaiannya ini...
Artistik. Berat lho pakaiannya ini...
Sekilas Pandang MFC

Perhelatan MFC sendiri digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang. Tentu bekerja sama dengan komunitas lain juga, sehingga acara ini bisa berjalan baik. Adapun tujuan MCF tak lain adalah mewadahi kreativitas masyarakat serta mengangkat citra Malang sebagai Kota Bunga. Seperti nostalgia pada zaman dahulu, ketika Malang dinilai sangat indah dan cantik; dengan banyaknya pepohonan serta bunga yang berkembang dan tumbuh dengan indah dan asri.

Si mbak, eh... si mas yang turut menggembirakan acara. Banyak yang ingin foto bareng. Laris... laris...
Si mbak, eh... si mas yang turut menggembirakan acara. Banyak yang ingin foto bareng. Laris... laris...
Tahun ini, panitia mengambil tema “Archipelago Cultural Festival”. Peserta yang mengikuti kompetisi kostum berhadiah total Rp 35 juta ini diharapkan bisa merancangnya dalam bentuk yang original, glamour, berdimensi besar, dan menggunakan minimal 20% hiasan bentuk bunga.

Ada tiga kategori yang dikompetisikan. Peserta dikelompokkan dari kalangan masyarakat umum, tingkat pelajar, dan dari komunitas lokal yang tergabung dalam komunitas Malang Flower Carnival.

Cosplay Star Wars turut memeriahkan acara
Cosplay Star Wars turut memeriahkan acara
Ya, memang kalau diamati, rata-rata untuk peserta dewasa khsususnya, kostum rancangannya terkesan mewah dan akbar. Jadi, ya minimal dia harus punya stamina fisik yang mumpuni. Sebab, selain memamerkan gaun hasil karyanya, para peserta juga harus ikut berparade di sepanjang jalan mulai Bundaran Simpang Balapan-Besar Ijen-Ijen.

Sumber:https://www.google.com/maps
Sumber:https://www.google.com/maps
Lumayan juga sambil membawa beban berkilo-kilo beratnya. Ya, berjalan kira-kira lebih dari 1 km (jika ditarik garis lurus hanya 850 meter, tetapi menjadi dua kalinya karena mengikuti arus lalu lintas jalan raya). Start dimulai dari bundaran Simpang Balapan,dan finish di Museum Brawijaya. Nampak satu dua peserta bahkan ‘menyerah’ sesaat keluar dari lintasan pagar pelindung yang berada di sepanjang jalan Besar Ijen. Apalagi jalannya padat merambat, menambah rasa pegal dan capek.

Untung ada yang mengawal, kalau tidak...
Untung ada yang mengawal, kalau tidak...
Dari info yang disebar soal pelaksanaan MFC, sisi penilaian itu meliputi: originalitas karya, kesesuaian tema, dimensi atau ukuran, glamoritas dan outlook karya, make-up model, koreografi, dan perform runway.Tentu ini bukan perkara gampang. Mematangkan ide dalam bentuk sketsa gambar menjadi bentuk jadi bisa mengalami banyak penyesuaian. Bisa saja konsep awal gagasan berubah dalam eksekusi akhir.

Sudut toleransi. Di depan Gereja Katolik Jl. Ijen, umat kristiani (Katolik) tetap menjalankan ibadah minggu. Turut serta melepas puluhan balon ke udara.
Sudut toleransi. Di depan Gereja Katolik Jl. Ijen, umat kristiani (Katolik) tetap menjalankan ibadah minggu. Turut serta melepas puluhan balon ke udara.
Tantangan lain bagi peserta selain faktor pakaian dan cuaca, adalah kondisi jalan lapang yang kian menyempit. Animo penonton, jika tak ada yang mengawasi dan mengatur, mereka semakin lama akan semakin mendekat ke peserta. Maka, makin urutan ke belakang, makin dekatlah penonton ke peserta. Tentu, ia akan jadi ‘bulan-bulanan menjadi “korban” foto bersama. Ya, kalau sudah begini, yang pusing selain peserta (yang ingin segera sampai) adalah para petugas jaga (dan fotografer sungguhan). Sulit membendung antusiasme pengunjung (penonton). Animo ber-selfie dan ber-wefie amat besar.

Acara wajib: foto bersama. Buat penonton, jangan sering-sering ya, kasihan pesertanya...
Acara wajib: foto bersama. Buat penonton, jangan sering-sering ya, kasihan pesertanya...
Ciri khusus dari penyelenggaraan MFC adalah meskipun kostum yang digunakan tampak mewah, elegan, tetapi sebenarnya bahan-bahan yang dipergunakan terbuat dari bahan-bahan yang bisa didaur-ulangkan atau dialihfungsikan kegunaannya. Itulah keunikannya. Tidak kentara jika dilihat sepintas, apalagi dari jarak yang tidak dekat.

Coba tebak, bahan apa saja yang dipakai?
Coba tebak, bahan apa saja yang dipakai?
Oh ya, ternyata selidik punya selidik, hasil karya dari peserta MFC ini telah mampu membuat bangga warga kota Malang dan bangsa Indonesia umumnya. Beberapa penghargaan itu antara lain sebagai berikut.
  • Tahun 2012 : penghargaan sebagai penyelenggara event Karnaval Bunga terbaik di Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Industri.
  • Tahun 2013 : penghargaan sebagai peserta undangan terbaik 1, 2, dan 3 pada Malioboro Carnival, Jogja Fashion Week. Selain itu, tim penari tradisional MFC memperoleh Juara 1 Nasional pada Festival Tari Nusantara Kemenparekraf di Singkawang, Pontianak, Kalbar.
  • Tahun 2014 : mewakili Indonesia pada Festival Budaya dan Pariwisata yang dilaksanakan di Rusia, Jepang, Cina, dan Hongkong. Juga mendapatkan penghargaan The Best Perform pada kategori Carnival dan Seni Tradisional dalam Festival Budaya dan Pariwisata Internasional 2014.
  • Tahun 2016 : kembali menjadi wakil Indonesia pada Festival Budaya dan Pariwisata Internasional di Inggris, Cina, Hongkong, Jepang, Australia, dan Swiss.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun