Mohon tunggu...
Hendi Wisma
Hendi Wisma Mohon Tunggu... Profesional -

Just ordinary person who love love love his family. Working as Mechanical Designer as passion. Sometimes play guitar, sometimes piano, and another time writing as hobby.

Selanjutnya

Tutup

Money

Evolusi Industri Mobil di Indonesia

16 Juni 2013   07:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:57 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

(Diterjemahkan dari majalah Nikkei Business 2013.04.22; Penulis asli: Ikeda Shintaro. Pasar mobil Jepang di Indonesia dilihat dari kacamata orang Jepang.)

Berdasarkan informasi dari Asosiasi Industri Mobil Indonesia, penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2012 lalu untuk pertama kalinya mencatat penjualan sebesar 1,11 juta mobil, 25% lebih bergairah dibandingkan tahun 2011. Pada awalnya mobil-mobil buatan Jepang berekspansi ke Indonesia mulai tahun 1970-an dengan merebut share pasar mobil Indonesia lebih dari 90%, menjadikan Indonesia sebagai pasar tanpa perlawanan bagi mobil-mobil Jepang.

Share yang tinggi dikombinasikan dengan pertumbuhan yang menjanjikan, “1 juta mobil” sebagai titik balik perubahan industri permobilan.

Toyota yang meraih share pasar mobil 50% di Indonesia, bekerja sama dengan 6 perusahaan Toyota group, sebelum tahun 2012 telah mengumumkan akan menginvestasikan 13 trilyun Rupiah selama 5 tahun di Indonesia. Pembangunan pabrik telah dimulai pada 15 Maret 2013 di suburb ibukota Jakarta.

Nissan juga akan menginvestasikan 3.3 trilyun Rupiah sampai tahun 2014 untuk meningkatkan kapasitas produksinya sampai 250.000 unit, membangkitkan kembali merk Datsun di Indonesia. Mengikuti kesuksesannya, produsen mobil lain seperti Suzuki, Honda dan lain-lain juga sedang mempercepat rencana besar investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Yang menjadi perhatian, berdasarkan langkah percepatan peningkatan kapasitas produksi masing-masing produsen mobil ini, akan diikuti juga oleh perubahan struktur industri hulunya juga.

Sampai sekarang komponen mobil yang dirakit di Indonesia kebanyakan diimpor dari Thailand dan Jepang. Dengan cara yang masih seperti ini, meskipun ada pabrik perakitan mobil, namun sulit kiranya dinamakan sebagai “industri mobil”.

Bagaimanapun, dengan angka penjualan mobil yang melampaui 1 juta unit” tersebut , memunculkan kemungkinan terbentuknya apa yang dinamakan otonomi industri mobil di pasar tersebut. Dengan kata lain, berbekal informasi penjualan mobil 1 juta unit” tersebut, akan membuat produsen-produsen komponen mobil berpikir bahwa pasar ini dapat menghasilkan laba dengan membangun pabrik-pabrik baru.

Menurut Yoneda Shinji (direktur Pura Delta Lestari; perusahaan yang mengelola kawasan industri di pinggir Jakarta GIIC), perusahaan-perusahaan subkontrak tingkat 2 dan tingkat 3 yang menjajaki investasi di daerah ini semakin meningkat. Sedang terjadi saling panggil antar produsen-produsen komponen mobil.

Tidak sedikit perusahaan subkontrak tingkat 3 dari Jepang yang berekspansi pertama kali keluar negeri. Banyak juga pabrik-pabrik produsen komponen mobil yang sudah berjalan di Thailand melihat Indonesia sebagai Negara investasi berikutnya.

Supplier yang sedang berekspansi tidak melihat pasar yang sudah ada saja, namun juga merasakan adanya pasar baru yang memikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun