Mohon tunggu...
Hendi Supandi
Hendi Supandi Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Negeri 2 Ciemas (CGP angkatan 6 Kab.Sukabumi)

Saya seorang pendidik yang lahir dari daerah pedesaan,memiliki hobi memancing dan suka mencari tantangan baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara Modul 1.1

12 September 2022   23:23 Diperbarui: 12 September 2022   23:26 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dok.pribadi

Sebelum saya mempelajarai modul 1.1,saya percaya bahwa anak itu ibarat kertas kosong yang bisa di gambar sesuai dengan keinginan orang dewasa.Tugas guru adalah mentransfer ilmu pengeahuan dan keterampilan yang lebih berorientasi pada nilai kognitif semata tanpa memperhatikan perbedaan karakteristik peserta didik.

Selain itu saya juga beranggapan bahwa pengajaran dan pendidikan itu sama,model dan strategi pembelajaran yang saya terapkan juga kurang bervariatif sehingga pembelajaran di kelas pun berlangsung satu arah.Saya lebih dominan dan tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

Setelah saya mempelajari modul ini pemikiran dan prilaku saya mulai berubah,saya menyadari bahwa anak itu bukan kertas kosong yang bisa di gambar sesuai keinginan orang dewasa tetapi anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar.Tugas kita sebagai pendidik adalah "menuntun" (mempasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaii lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya.

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak,Ki Hajar Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun.Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang di semai dan ditanam oleh pak tani di lahan yang telah di sediakan.Anak-anak itu bagaikan buir-bulir jagung yang di tanam.Bila biji jagung di tempatkan di di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.Demikian sebaliknya,meskipun  biji jagung yang di semai itu adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta "tangan dingin"pak tani maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Sementara untuk menebalkan garis samar-samar pada anak kita bisa menebalkannya melalui konteks sosio-kultural (kodrat alam dan kodrat zaman).Kodrat alam berkaitan dengan "sifat"dan "bentuk" lingkungan di mana anak berada,sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama".

Ki Hajar DEwantara juga mengingkatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terahap perubahan-perubahan yang terjadi,"waspadalah,carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita,yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur  lahir atau batin.Jangan hanya meniru.Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu".Ki Hajar Dewantara menggunakan "barang-barang"sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru,namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat di jadikan sebagai sumber belajar.

Perubahan konkret yang akan segera saya lakukan yaitu menerapkan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.Sekolah saya berada di kawasan wisata Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang sudah di akui UNESCO,secara geografis terletak di daerah pegunungan dan kawasan pantai,sehingga dalam pembelajaran saya akan menerapkan dan menyisipkan materi lingkungan,sosial dan budaya setempat dalam pembelajaran tematik.Selain itu,agar peserta didik dapaot mengikuti perkembangan zaman dan memiliki keterampilan abad 21,saya menerapkan model pembelajran yang bervariatif,misalnya model pembelajarn berbasis masalah (problem solving) di sertai dengan media yang menarik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun