Mohon tunggu...
Hendi Setiyanto
Hendi Setiyanto Mohon Tunggu... Freelancer -

Menulis itu mencerahkan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pertama Kali ke Macao, Potret Perpaduan Budaya Barat dan Timur di Asia

17 Desember 2017   05:09 Diperbarui: 18 Desember 2017   07:09 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kami berdua menginjakan kaki di Aeroporto de Internacional de Macao, udara dingin di bulan Desember dengan suhu 17 derajat celcius langsung menyambut, brrrr berasa di Dataran Tinggi Dieng pada bulan Agustus.

Tujuan kami yang pertama setelah melakukan check-in hotel adalah mengunjungi jejak Portugis di Taipa Village. Kesan pertama datang ke sini adalah suasana pedesaan khas Portugis dengan lorong-lorong sempit yang dipenuhi dengan restoran, pertokoan, dan juga gereja. Lampu-lampu jalanan bergaya klasik telah membuat kami terbius dan melongo, yeayy akhirnya kami bisa merasakan suasana eropa (membatin). Kenorakan kami berdua pun dimulai dengan foto-foto selfie sambil menahan dinginnya udara yang masih dalam tahap adaptasi.

Terpesona Venetian Macao

travelpeg.com
travelpeg.com

Setelah puas berjalan-jalan di Taipa Village, perjalanan kami menyusuri jejak eropa pun dilanjutkan. Kali ini kami memilih menikmati suasana kota di atas air ala Venetia namun di dalam ruangan. Salah satu keuntungannya adalah, kami bisa lebih merasa tidak kedinginan karena lokasinya berada di dalam sebuah gedung besar dengan kanal-kanal serta perahu dan juga langit-langit biru yang dicat sedemikian rupa.

Kami pun akhirnya memilih menaiki Gondola dengan diiringi pendayung khas dengan topi dan kaosnya sambil memainkan lagu ala Italia, sayangnya karena kami berdua sama-sama jomblo, hanya bisa membayangkan sedang berperahu dengan pasangan masing-masing hiks.

Kelap-Kelip Lampu Malam Dari Atas Macao Tower

dpreview.com
dpreview.com

Setelah kembali dari hotel untuk istirahat, malam harinya dengan jaket tebal, syal dan juga sarung tangan tebal, kami memutuskan untuk merasakan suasana malam di Macao dari atas ketinggian.

Macao Tower dirancang oleh seorang arsitek dari Selandia Baru bernama Gordon Moller. Menara setinggi 338 meter ini  pertama kali dibuka pada 19 Desember 2001. Pada Observation Deck yang berada di ketinggian 223 meter kami bisa melihat Macao dari berbagai sisi.

Malam itu kami akhirnya bisa menikmati indahnya Macao Peninsula, Taipa, Coloane dan kota Macao seperti kelap kelip bintang di bawah sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun