Open Book
Tahun 1974 saya ujian Landasan Matematika, dosennya Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution. Ketika membaca soal ujian, tertulis 'catatan terbuka' atawa 'open book'. Rasanya tak percaya ujian boleh buka buku, saya tanya pengawas ujian. Jawabnya kira-kira begini: "Iya ujang boleh buka catatan, text book dsb tapi ngga boleh diskusi dengan teman". Hehehe pengalaman unik, open book ternyata tidak identik dengan mudah.
Ternyata pada semester-semester berikutnya cukup banyak ujian yang open book terutama yang berkaitan dengan matematika dan statistika, termasuk Forest Inventory, ilmu terapan cara menghitung volume hutan.
Beberapa tahun kemudian di FEUI extension, saya mengikuti ujian akhir semester yang lebih liberal, mata kuliah Manajemen Keuangan II, dosennya pak Harry Harsoyono, MBA. Saya bilang liberal karena pak dosen hanya membagikan soal berupa essay, boleh dikerjakan di rumah, diberi waktu sekian hari dan pasti para mahasiswa tidak dilarang bekerjasama. Ternyata jawabannya sangat komprehensif, tak mungkin dikerjakan satu dua hari, apalagi sambil bekerja.
Ujian Bocor
Ini kejadian sebenarnya bukan hoax, pernah terjadi tahun 1967 atau sebelumnya di Bogor. Saat itu kakak kandung saya sedang ikut ujian akhir SMP negeri, yang soalnya seragam -paling tidak sekota Bogor-. Saat itu di kalangan murid-murid yang sedang ujian beredar soal latihan ujian beberapa pelajaran tertentu, dan murid-murid antusias  berlatih.
Mereka gembira karena ternyata soal-soal yang mereka diskusikan di rumah sama dengan soal ujian. Namun kegembiraan mereka tidak lama, entah hari kedua atau ketiga, mereka pulang masih pagi sambil teriak-teriak di jalan di depan rumah kami : "Ujian bocor, ujian bocor".
Seingat saya ujian SMP negeri tahun itu di Bogor harus diulang, ya itu karena soal ujiannya dibocorkan oknum yang tidak bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H