Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDIP Akan Jagokan Ahok?

4 Agustus 2016   11:12 Diperbarui: 4 Agustus 2016   11:26 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah setahun Teman Ahok berkampanye mengumpulkan fotokopi KTP warga DKI Jakarta untuk memenuhi hasrat Ahok mencalonkan diri tidak melalui Partai Politik.

Konon Teman Ahok berhasil mengumpulkan sejuta KTP, jauh melampaui syarat minimal Cagub independen yang hanya sekitar 500 - 600 ribu KTP saja.

Masyarakat Indonesia umumnya tahu akhirnya Ahok mendeklarasikan dirinya akan maju nyagub melalui dukungan Partai Politik Nasdem -Hanura- Golkar. Teman Ahok terutama elitnya formalitas terbaca setuju, namun diantara penyumbang KTP di akar rumput banyak yang kecewa tampaknya.

Dukungan tiga Partai Politik kelihatannya belum mantap bagi Ahok, ia masih sangat berharap PDIP mengusungnya juga. Gelagat ini mudah dibaca dari komentar Ahok ketika bicara di depan wartawan akhir-akhir ini pada banyak kesempatan. Lebih spesifik lagi ketika Ahok 'diantar' Presiden Jokowi berkunjung ke rumah Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputeri, bahkan mereka bertiga semobil menuju perhelatan Partai Golkar.

'Kedekatan' yang dipertunjukan tiga tokoh politik ini ternyata belum menjamin tiket Cagub dari PDIP untuk Ahok. Bu Mega bilang harus ikut mekanisme partai.  Mungkin Ahok harus melamar dulu seperti bakal calon Gubernur DKI lain yang dijaring PDIP dari non kadernya?

PDIP sebagai partai besar tentu jika memilih Cagub diperhitungkan yang peluang menangnya besar dan Ahok cukup besar peluangnya jika membaca banyak survey elektabilitas yang diselenggarakan pelbagai lembaga survey.

Bahkan Profesor Hamdi Muluk dari Fakultas Psikologi UI berdasarkan hasil penelitiannya berani mempertaruhkan nama besar UI, mengatakan jika PDIP tidak memilih Ahok akan kalah pada Pemilu 2019!. Entah PDIP percaya penelitian Profesor Hamdi Muluk atau mengabaikannya.

Ada persoalan prinsip dan juga gengsi bagi PDIP untuk hanya jadi pendukung atau pengusung Ahok :

  • PDIP punya mekanisme penetapan Cagub yang tak dapat dilanggar begitu saja.
  • Jauh hari Ahok sudah menyatakan akan nyagub sebagai calon independen. Harian Terbit 7 Juni 2016 memuat berita : "Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, dirinya sudah tidak bisa kembali untuk mencalonkan diri melalui jalur partai. Sebab relawan Teman Ahok telah berupaya mengumpulkan dukungan melalui jalur independen".

Apakah PDIP akan mencalonkan Ahok atau tokoh lain tentu terserah Ketua Umum PDIP. Apakah PDIP percaya 'ramalan' Profesor Hamdi Muluk? Apakah PDIP mengabaikan omongan Ahok yang semula terkesan 'anti' partai politik?.

Politik memang bukan ilmu pasti, perubahan keputusan yang bertolak-belakang 180 derajat sekalipun bukan mustahil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun