Sisa dua partai ganda kelihatannya akan mudah diambil oleh kampiun ganda putera Denmark. Namun terjadi keajaiban di partai kedelapan, ketika melalui pertandingan tiga set Unang/King Gwan justru mengalahkan Henning Borch/Erland Kops salah satu ganda putera top dunia saat itu. Skor 5-3 untuk Indonesia, Piala Thomas dipertahankan Indonesia.
Partai terakhir Ferry/Tutang versus Kobbero/Hansen dimenangi ganda Denmark, skor akhir 5-4 untuk Indonesia.
Kekecewaan Denmark dan Mobil Toyota untuk Pemain IndonesiaÂ
Pada 1964 Denmark sebenarnya mempunyai kekuatan merata di sektor tunggal maupun ganda, yang mendominasi kejuaraan bulu tangkis All England tahun 1960 - 1964. Erland Kops, Knud Aage Nielsen, Finn Kobbero/Hammerguard Hansen saat itu seolah tak ada lawan di dunia.Â
Itulah peluang terbesar Denmark untuk merebut Piala Thomas, yang akhirnya baru kesampaian 52 tahun kemudian di Tiongkok, juga berhadapan dengan Indonesia di final, yang kali ini dimenangi Denmark dengan skor 3-2.
Semangat nasionalis Ferry Sonneville-Tan Ju Hok dan kawan-kawan ketika secara heroik menjuarai Piala Thomas 1964 di Tokyo, disambung gegap gempita oleh rakyat Indonesia. Seluruh pemain mendapat hadiah sedan Toyota dari Presiden Sukarno. Ketika itu memiliki mobil pribadi masih sangat mewah bagi warga negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H