Membaca kutipan postingan yang sudah menyebar di media sosial, terlihat nuansa kebencian terhadap Dubes Yusron dari penulisnya, yang mudah diduga seorang pendukung berat Ahok untuk Pilgub Jakarta 2017.
Benarkah Kedubes RI tidak becus kerja sampai sekonyol seperti postingan di medsos? Soal benar memang belum tentu, melihat nuansa bermusuhan isi postingan tersebut. Namun seperti kita ketahui Dubes tidak bekerja sendiri, tentu hujatan pada Yusron secara langsung juga menjadi hujatan pada seluruh pejabat dan staff Kedubes RI. Termasuk Atase Pendidikan di Kedubes RI di Tokyo, yang menerbitkam bantahan resmi :
INFO TANGGAP DARURAT KUMAMOTO
1. Di Kumamoto jumlah mahasiswa Indonesia bukan 320 orang, tetapi sekitar 60 orang saja. Dengan begitu, info yang mengatakan jumlah tersebut 320 orang, tidak akurat dan tidak dapat dipertanggung-jawabkan.
2. Tim Relief KBRI Tokyo adalah Tim bantuan Kedutaan dari negara ASEAN yang paling awal yg berhasil tiba di Kumamoto. Yaitu, pada hari Sabtu siang (16/4/16). Saat itu, Bandara Kumamoto masih ditutup akibat gempa dan Kereta Api Shinkansen pun juga off. Namun, via Bandara Fukuoka, Tim KBRI Tokyo berhasil menembus rintangan dan dapat mencapai Kumamoto untuk membantu WNI dan Warga Jepang yang menjadi korban.
3. KBRI Tokyo sudah "keep contact" dg korban di Kumamoto sejak hari pertama terjadinya gempa. Antara lain, melalui Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Kumamoto dan Ketua Fumiku (Persaudaraan Muslim Kumamoto) serta Profersor Jepang yang mengajar di Universitas Kumamoto.
4. Untuk komunikasi dengan WNI di Jepang, sejak tahun 2010 KBRI Tokyo memiliki Hotline yang siaga 24 jam. Hotline ini semakin kami infokan dan sebarluaskan lagi ke WNI di terutama di daerah bencana sekarang ini. Setiap Hp Indonesia yg "tiba" (landing) di Jepang, pada saat switch ON, nomor Hotline KBRI Tokyo tadi akan langsung masuk ke Hp.
5. Melihat situasi di Kumamoto yg kurang kondusif, sejak kemarin (Selasa, 19/4/16) KBRI Tokyo telah melakukan evakuasi 19 mahasiswa ke Fukuoka. Langkah ini dilanjutkan lagi pada hari ini. Tindakan ini dipimpin langsung oleh Koordinasi Fungsi (Atase) Protokol dan Konsuler KBRI Tokyo yg hadir di Kumamoto bekerjasama dg Konjen Osaka. Evakuasi warga juga ada yang ditujukan ke Hiroshima dan ke Tokyo.
6. Korfung (Atase) Protokol dan Konsuler KBRI Tokyo di atas (bersama staff) masih berada di Kumamoto sampai hari ini (Rabu, 20/4/16), untuk memimpin langsung proses perlindungan WNI.
7. Perlu diketahui, sistem manajemen bencana di Jepang sudah sangat baik. Penanganan seluruh warga, baik org Jepang maupun WNA diperlakukan sama. Sehingga, tidak mungkin terjadi penelantaran warga yg terkena musibah gempa. Sebagaimana terlihat pada saat Tim relief KBRI tiba, mahasiswa Indonesia dan warga negara Indonesia lainnya sudah berada di shelter-shelter yg disediakan kampus dan Kuyakuso (local gov't).
8. Agar bisa mendapatkan informasi yang benar, mohon follow twitter kbri di @KBRITokyo.