Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ada Korban Jiwa, Kok Jadi Guyonan?

15 Januari 2016   15:08 Diperbarui: 15 Januari 2016   15:31 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Entah untuk meluruhkan suasana tegang, entah kurang empati, sebagian netizen melayangkan gambar, joke terkait peledakan bom teroris di Starbuck Menara Cakrawala, Gedung Sarinah dan Jalan Thamrin.

Ketika bom meledak, saya sedang berada di Sangkanhurip, di kaki Gunung Cereme, Kabupaten Kuningan, sedang berwisata bersama teman-teman usia sebaya. Berkat kemajuan teknologi Informasi, berita ledakan bom teroris dapat diketahui walaupun sedang berada di pelosok Jawa Barat.

Berita, gambar, komentar dan yang mengejutkan guyonanpun dengan cepat merambah dunia maya. Posting yang saya anggap kurang pada tempatnya berseliweran sejak siang sampai malam. Di atas kereta api ketika pulang ke Jakarta pun "murudul" terus gambar dan guyonan yang tak berempati pada para korban teroris.

Guyonan?!

Untuk ukuran etika yang normal, menyebarkan olok-olok, guyonan terkait peristiwa peledakan bom teroris, menurut ukuran etika yang saya fahami sungguh tidak berperasaan, tak berempati terhadap korban meninggal dan luka-luka.

Gambar-gambar rekayasa lucu- lucuan -tapi kurang pantas-yang saya terima misalnya gambar monyet tiarap sambil mengokang senjata api, nenek-nenek membawa senjata api, juga wanita seksi membawa senapan, mereka semua disebut Pasukan Cadangan (Polisi). Satu gambar lagi memperlihatkan wanita-wanita berpakaian minim berbodi mulus, dalam posisi tiduran, tengkurap di tengah sebuah jalan aspal, disebut "korban jalan Sarinah yang selamat".

Guyonan-guyonan bernarasi lucu tidak pada tempatnya, misalnya:

  • Jauhi restoran branded Amerika yang diancam teroris, lebih baik (makan) di restoran Padang saja.
  • Agar menjauhi mall karena gajian masih jauh
  • Pemuda Brebes ditangkap karena membawa ransel besar, isinya telur asin, si pemuda dijuluki teloris.
  • Minum kopi di starbuck di bom. Minum kopi di kaki lima ditabrak lamborgini. Minum kopi di mal mati kena sianida. Jadi minum kopi dimana dong?
  • Bagi teman teman yg bekerja dihimbau untuk tidak keluar kantor dulu...kecuali sudah pasti diterima di kantor lain.
  • Tadi juga ada seorang karyawati di gedung Sarinah yang mau ditembak sama teroris, tapi tidak jadi ... Karena si karyawati udah punya pacar ... masa ditembak lagi ... nanti pacar nya 2 dong.
  • Info dari teman, di batu ampar condet juga tadi terdengar ledakan berturut turut... disinyalir rombongan pengantin pria udah dateng.

Korban jiwa akibat ledakan bom teroris ada tujuh orang, hanya empat jenazah dari pihak teroris, artinya tiga orang lainnya bukan teroris. Belum lagi korban luka- luka ringan maupun berat yang semuanya polisi dan warga sipil. Mengapa kita para netizen tak mau berempati dengan korban teroris dan keluarganya?

Ada ancaman teroris terhadap restoran branded Amerika, pernahkah anda mencoba memposisikan diri sebagai orangtua, istri, suami, anak para karyawan yang bekerja di resto-resto tersebut? Mencoba merasakan kecemasan mereka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun