Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Impian Indonesia 2015-2085

1 Januari 2016   13:50 Diperbarui: 1 Januari 2016   14:12 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DSO:
REPOLUSI..yang ada. Hutan kebakar maneh....
Re-polusi mêntal ...bukan méntal. 

HSE :
Hahaha RE-POLUSI.

MTY :
Di atas bengkel Pesva ada flapon.

                                    **********

Presiden Suharto dulu punya Repelita, Rencana Pembangunan Lima Tahun, yang berkesinambungan. Repelita rontok bersamaan jatuhnya Presiden Suharto. Secara konsep Repelita-nya pak Harto termasuk konsep yang jelas.

Pasca reformasi tak ada Presiden yang berani menetapkan visi agak jauh ke depan. Mantan Presiden SBY pernah menyampaikan pandangannya pada  forum DBS Asian Insights Conference 2015, di Marina Bay Sands Expo and Convention Center, Singapura, Jumat (10/7/2015). SBY menyampaikan perspektif global dan regional dan prediksinya tentang Indonesia tahun 2030, melalui pidato berjudul  "Towards Indonesia 2030: Challenges & Opportunities".

Visi 70 tahun ke depan memang bisa jadi hanya mimpi yang dikubur di Merauke, bila tidak dijabarkan lebih rinci menjadi Program Kerja yang jelas objective dan goal nya. Minimal untuk masa Pemerintahan 2014-2019 dan 2019-2024, dengan asumsi Presiden Jokowi memerintah selama dua periode. Konsep Repelita Suharto dan Indonesia 2030 boleh saja jadi benchmarking.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun