Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sodetan: Ciliwung ke Cisadane vs Cisadane ke Ciliwung

16 Januari 2014   15:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_316236" align="alignnone" width="600" caption="Sodetan Ciliwung - Cisadane dan Cisadane - Ciliwung di Kota Bogor memungkinkan karena dekatnya jarak kedua sungai (Sumber: http://wahyuancol.files.wordpress.com/2007/02/aliransungaijakarta-smll-3.jpg)"][/caption] Sodetan Ciliwung - Cisadane Di sela-sela aktivitas blusukan di Jakarta pada 15 Januari 2014, Jokowi mengemukakan wacana membuat sodetan baru dari Ciliwung ke Cisadane di wilayah Kota Bogor. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mengurangi debit air Sungai Ciliwung saat memasuki kota Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan perlu adanya sodetan baru, yakni di kali Ciliwung ruas Bogor, Jawa Barat, yang dihubungkan dengan sungai Cisadane, Tangerang, Banten. Wacananya tersebut bahkan sudah pernah diutarakan sebelumnya. Wacana membuat sodetan baru ini akan dibahas lebih lanjut dengan Kementerian Pekerjaan Umum ujar Jokowi (Tribunnews.com, 15 Januari 2014). Di bagian Kota Bogor mana sodetan akan dibuat? Bila sodetan dibuat sebelum bendungan Katulampa, berarti sodetan akan melintang dari Ciliwung di sekitar Katulampa ke arah barat ke Cisadane melalui wilayah Tajur, Lawang Gintung, Cipaku atau Batutulis. Bila dibuat setelah Katulampa mungkin sodetan dimulai dari sekitar jembatan Ciliwung di Jalan Pajajaran lalu mengarah ke barat ke Sukasari, Batutulis atau Bondongan, Layungsari. Kedua alternatif yang saya duga tersebut akan melalui wilayah padat pemukiman, pertokoan, termasuk asrama Polri dan TNI, mungkin juga melalui sekitar Istana Batutulis. Bila wilayah padat penduduk itu berhasil dibebaskan dan tak ada kendala biaya untuk membuat sodetan, sedikit banyak akan mengubah wajah Kota Bogor entah menjadi lebih indah atau sebaliknya. Air sungai Ciliwung di musim hujan yang biasanya membludak ke Jakarta mungkin sekitar 30-40% akan menambah debit air sungai Cisadane, yang mengalir ke utara melewati Kota Tangerang dan bermuara di laut Jawa. Apakah tambahan air dari Ciliwung akan menambah kemungkinan terjadinya banjir di Kabupaten dan Kota Tangerang? Tanpa tambahan dari Ciliwungpun pada bulan November 2013 misalnya tercatat debit air Cisadane mencapai 475 meter kubik/detik dan disebut Siaga I dibanding kondisi normal debit air 50 - 200 meter kubik/detik (Tempo.co, 14 November 2013). Walikota Tangerang dan Bupati Tangerang harus diajak berunding oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Gubernur DKI, Walikota Bogor, Bupati Bogor dan dua Gubernur Jawa Barat dan Banten. Koordinasi para Kepala Daerah dan Kementerian Pekerjaan Umum sangat penting mengingat sodetan Ciliwung - Cisadane yang mungkin panjangnya tak sampai 4 Kilometer dampaknya tidak sederhana. Bisa-bisa banjir di Jakarta berkurang, Kota Tangerang terendam Cisadane dan Bogor berkurang keindahannya.  Penduduk Tangerang dan Bogor  tentu akan menolak kondisi demikian. [caption id="attachment_316481" align="alignnone" width="646" caption="Sodetan Cipakancilan - Ciliwung. Sungai Cipakancilan Di Bendungan Kebon Pedes, Kota Bogor, dibagi dua, satu mengalir ke arah Depok, satu sodetan sejauh 1 Km menuju ke Ciliwung."]

1389948927903565025
1389948927903565025
[/caption] Sodetan Cisadane - Ciliwung alias Cipakancilan Lho bagaimana ini kok muncul wacana sodetan Cisadane - Ciliwung ? Bukan wacana lagi kok, sodetan itu sudah ada sejak 160 tahun yang lalu bahkan wujud sungai buatan sudah ada sejak zaman Kerajaan Pajajaran. Sodetan pada zaman Pajajaran ini hasil karya putera-putera Pajajaran (saat itu belum ada Belanda), tapi pada zaman Belanda dibangun irigasi teknis yang lebih modern untuk pengairan. Sodetan Cisadane - Ciliwung bermula dari bendungan Cisadane di Empang, Kota Bogor. Aliran ini mengalir membelah Kota Bogor mulai dari Empang - Paledang - Ciwaringin - Bubulak - Cimanggu - Cibuluh - Kebon Pedes/Kedung Badak. Di Kebon Pedes/Kedung Badak aliran sungai terbagi dua, ke arah timur menuju Ciliwung di Warung Jambu, sekitar ujung timur Jalan Kolonel Enjo Martadisastra, muara sodetan hanya beberapa meter dari Mal Jambu Dua, semuanya ada di dalam kota Bogor.  Satu arah lagi ke utara aliran sungai menuju Cilebut - Bojong Gede - Citayam dan Depok (Kampus UI). Nah Sungai buatan inilah yang disebut Cipakancilan, masih eksis sampai sekarang. Aliran sungai Cipakancilan dulu fungsi utamanya untuk mengairi sawah-sawah di bagian utara Bogor yang dulu terkenal subur, tapi sekarang sebagian besar sudah berubah menjadi perumahan, pertokoan dan perkantoran. Fungsi sodetan dari Kebon Pedes/Kedung Badak ke Warung Jambu adalah fungsi pengaman, pada saat aliran sungai membanjir, sebagian dialirkan ke arah Ciliwung. Jarak antara Kebon Pedes/Kedung Badak ke Warung Jambu hanya sekitar satu kilometer, sedangkan jarak dari Empang ke Kebon Pedes/Kedung Badak mengikuti aliran Cipakancilan sekitar 6 kilometer. Nah bagaimana ini? Di Bogor Selatan akan dibuat sodetan Ciliwung - Cisadane, di Bogor Tengah ke Bogor Utara justru sudah ada sejak dahulu kala sodetan Cisadane - Ciliwung. Silakan diatur sajalah oleh para boss yang mbahurekso di Kementerian Pekerjaan Umum dan para Kepala Daerah Jabodeta (Jakarta-Bogor-Depok dan Tangerang) plus Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Banten, yang penting tujuan mengurangi banjir di Jakarta tercapai, Tangerang tidak terendam air Cisadane dan Bogor tidak menjadi kumuh. Tulisan terkait banjir Jakarta lainnya: REDD+, Banjir Jakarta, Waduk dan Hutan di Bogor Atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun