Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sopir Arab dan Warga Mekkah Itu Jujur

12 Oktober 2013   16:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:38 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita dengar orang kehilangan dompet ketika sedang berdesak-desakan tawaf mengelilingi Ka'bah. Saya adalah salah satu orang yang pernah kehilangan dompet berisi uang 1000 Real, SIM A, KTP dan Kartu Kredit. Akan tetapi saya juga pernah menyaksikan betapa amannya negeri Mekkah, ketika rombongan kami menitipkan sejumlah koper kepada sopir bis di Mina untuk diangkut ke Mekkah tanpa kami semua ikut serta dalam bis tersebut, hanya beberapa ibu yang agak lanjut usia yang ikut bis tersebut.

Seusai melempar jumroh pada hari ketiga, rombongan kami berkemas untuk meninggalkan Mina kembali ke kota Mekkah yang jaraknya tak terlalu jauh, mungkin ada barangkali 5 kilometer.  Ketua rombongan kami kebetulan pernah tinggal di Mekkah saat kuliah di sebuah universitas, sehingga ia cukup fasih bercakap-cakap dalam bahasa Arab.  Pak Ketua rombongan di Mina menemui seorang sopir bis lalu menitipkan beberapa ibu-ibu dan sejumlah koper rombongan kami yang jumlahnya kira-kira dua puluh koper. Entah apa yang dibicarakan, inti percakapan menurut pak Ketua agar ibu-ibu dan koper-koper kami didrop di dekat Masjid Kucing.  Tentu saja kami membayar sejumlah uang untuk jasa transportasi sebagian anggota rombongan dan pengiriman koper tersebut.

Mengapa kami tak ikut naik bis jurusan Mina - Mekkah?  Sebagian besar kami diajak Ketua rombongan untuk berjalan kaki dari Mina ke Mekkah agar kami mengetahui jalan pintas Mina - Mekkah, yang ujung jalannya berdekatan dengan rumah kelahiran Rasulullah SAW, tak jauh dari Masjidil Haram.  Setiba di Mekkah kami langsung pulang ke penginapan kami, sebuah flat di daerah Syaib Amir -kalau tak salah ingat begitu nama wilayah tersebut-.  Ibu-ibu yang naik bis sudah tiba di pemondokan, memberitahu kami koper-koper masih menumpuk di dekat Masjid Kucing, ditunggui dua orang ibu berusia antara 55 - 60 tahun

Jarak antara pemondokan kami dengan Masjid Kucing paling jauh 200 meter, apa yang kami lihat setiba di dekat Masjid Kucing?  Kami melihat setumpuk koper diletakkan begitu saja di tepi jalan raya.  Subhanallah semua koper lengkap dan si sopir orang Arab tak kelihatan lagi orangnya.  Kami sangat berterimakasih atas kejujuran pak sopir dan juga kejujuran penduduk Mekkah, baik penduduk setempat maupun jamaah haji yang ramai lalu lalang di sekitar Masjid Kucing tak mengganggu setumpuk koper yang sepintas tak ada pemiliknya. Semoga Allah membalas kebaikan anda sekalian.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun