Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Dari Novel dan Film, Gadis Portugis dan Troy

9 Desember 2012   01:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:58 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar dari novel dan film, menambah pengetahuan dengan membaca novel dan film, bukan hal aneh, biasa-biasa saja, terutama bila novel dan film dibuat berdasarkan kisah sejarah atau mitologi.   Asal saja bumbu ceritanya tak terlalu liar sampai tak masuk akal, nyaman sekali membaca novel atau menonton film yang ada kaitannya dengan sejarah. Hari Jumat lalu tak sengaja saya mampir ke Gramedia Depok, sebagian tempat parkirnya sudah beberapa bulan disulap menjadi area obral buku dengan harga miring.   Salah satu buku yang saya beli kemarin adalah novel 'Gadis Portugis', karangan Mappajarungi Manan,  kisah percintaan antara Karaeng Caddi -bangsawan Makassar-  dengan Elis Pareira -seorang gadis anak pedagang Portugis-.    Apa yang saya dapat dari novel tersebut?  Novel tersebut menceritakan pada masa Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, kota Makassar dihuni bukan hanya oleh orang Makassar, Bugis, Mandar dan suku-suku lokal lainnya, diceritakan orang Inggris, Spanyol, Cina dan Portugis pun bermukim di sana, jumlah orang Portugis yang bermukim di Makassar berjumlah 6000 orang. [caption id="attachment_228633" align="aligncenter" width="210" caption="Gadis Portugis -novel berlatar Sulawesi Selatan-"][/caption] Dari Novel yang berakhir happy ending bagi percintaan Karaeng Caddi dan Elis Pareira tersebut,  saya petik informasi bahwa Karaeng Galesong -yang terkenal di pulau Jawa-  adalah putra Sultan Hasanuddin dari salah seorang istrinya yang bukan bangsawan.   Pada novel 'Gadis Portugis' dikisahkan para panglima perang Makassar yang tak puas dengan perjanjian Bongaya, memilih hengkang dari bumi Gowa daripada hidup di bawah perintah Belanda -yang waktu itu masih diwakili VOC-.   Karaeng Galesong pergi ke Jawa, membangun pemukiman di sekitar Porong Surabaya, ia juga bersekutu dengan Trunojoyo berperang melawan Belanda.  Sedangkan tokoh utama novel, yaitu Karaeng Caddi yang putra mahkota Pallangga, salah satu bangsawan pendukung Sultan Hasanuddin, memilih pergi ke luar Gowa, mendarat di Benoa Bali dan akhirnya menuju pantai utara Pulau Timor bagian timur di sebuah tempat yang kemudian disebut Pante Makasar.   Para panglima perang Makassar juga berpendapat, melawan Belanda adalah hal mudah bila hanya berhadapan dengan Belanda saja, menjadi sulit tatkala yang dihadapi ternyata tentara sekutu Belanda dari Bugis, Bacan, Butung, Ambon.   Persatuan itulah kata kuncinya, bila kita terpecah belah maka bangsa asing akan mudah menguasai Indonesia. Masih menjelang akhir pekan, sebuah film berjudul Troy diputar di sebuah TV swasta.  Kisah perang Troya dalam mitologi Yunani ini untuk ketiga kalinya saya tonton.  Pertama di sebuah televisi nasional dua puluhan tahun lalu, saya tak menonton utuh, hanya masih teringat ketika pemeran utama wanita dalam film tersebut mencari kekasihnya yang bernama Paris.    Tokoh-tokoh dalam film Troy adalah Hektor dan Paris dari Kerajaan Troya -letaknya di Turki sekarang-, lalu dari pihak Yunani adalah putri Helene yang dibawa kabur Paris, Menelaos raja Sparta suami putri Helene, Achilles petarung Yunani tak terkalahkan dan Agamemnon raja diraja Yunani saudara Menelaos, yang memimpin pasukan Yunani menyerbu Troya, dengan tujuan utama menaklukkan dan menghancurkan Troya, merebut kembali Helene dari Paris hanyalah alasan pembuka jalan saja. [caption id="attachment_228413" align="alignright" width="109" caption="Achilles tendon (sumber: http://www.sports-injury-info.com/images/achilles-tendonitis.jpg)"]

1355015846879772212
1355015846879772212
[/caption] Selain kisah yang menarik ada dua hal yang saya peroleh dari fim ini.  Pertama Achilles, dalam film Troya Achilles disebut seorang hero yang berperang di pihak Yunani, tapi ia sangat tak setuju dengan perilaku raja-raja Yunani, yang disebutnya tidak bijaksana dibanding dengan perilaku raja Troya yang secara resmi menjadi musuhnya.   Achilles yang tak terkalahkan akhirnya tewas setelah tendon kaki kanannya dipanah Paris, apakah gara-gara cerita mitologi ini jika sekarang kita mengenal bagian kaki bawah di atas tumit disebut achilles tendon? [caption id="attachment_228418" align="alignright" width="202" caption="Kuda Troya (sumber: http://eaj-alone.blogspot.com/2010/06/mau-tau-trojan-ga.html)"]
13550166741145660311
13550166741145660311
[/caption] Hal kedua yang saya petik dari film Troya adalah istilah Kuda Troya.  Istilah Kuda Troya yang sangat terkenal, sebelumnya hanya menduga-duga saja karena banyak dijadikan perumpamaan dalam tulisan-tulisan politik di Indonesia.   Kuda Troya sebuah patung kuda berukuran raksasa dibuat oleh tentara Yunani sebagai muslihat agar mereka  dapat masuk ke benteng Troya yang sulit ditembus.   Kuda Troya yang terbuat dari kayu, di dalamnya bersembunyi tentara-tentara Yunani , termasuk Achilles, diizinkan masuk oleh pembesar Troya karena dianggap sebagai patung persembahan bagi dewa Poseidon, sekalipun salah satu pangeran Troya, Paris, berkata bakar patung kuda ini.  Akhirnya benteng Troya yang tak tertembus dimasuki tentara Yunani melalui patung Kuda Troya dan tamatlah riwayat Troya. Demikian petikan pelajaran yang diperoleh dari novel dan film yang kebetulan saya baca dan tonton pada akhir pekan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun