Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Depok Ada 'One Day No Car'

26 September 2012   01:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:41 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah slogan 'One Day No Rice' yang diperkenalkan Walikota Depok cukup tersebar ke masyarakat, bahkan diangkat jadi slogan Kementerian Pertanian, walaupun belum tentu dituruti oleh semua rakyat Depok, muncul sebuah slogan baru 'One Day No Car'.

Satu hari tanpa nasi, OK pak Walikota yang alumni IPB, rakyat bisa menggantinya dengan makan mie rebus, singkong rebus, ubi rebus, talas rebus dan makanan lain yang direbus.  Malahan lebih sehat makan makanan rebusan daripada makanan yang digoreng.  Ingat penyakit degeneratif dan tidak menular mengincar masyarakat Depok yang berciri urban dan mobilisasinya ke mana-mana banyak yang naik mobil.

Lho jadi slogan 'One Day No Car' apa ada hubungannya dengan menyehatkan rakyat Depok?  Mungkin salah satunya begitu, orang terpaksa berjalan, berlari, naik kereta api, naik sepeda, naik delman, pokoknya tidak naik mobil !.  Tujuan lainnya tentu mengurangi polusi, mendukung program hemat enerji nasional dan dunia.

Apa bisa ya pak Wali,  Depok bebas mobil walaupun cuma sehari dalam seminggu?  Saya lihat setiap hari di Jalan Margonda Raya mobil masih sangat ramai, mobil pribadi, bis kota, angkutan kota, ambulan, truk masih berseliweran tak henti-hentinya sepanjang pagi sampai malam.

Kalau dipikir-pikir sih bisa juga 'one day no car', apa susahnya mengandangkan mobil barang sehari saja. Paling pak Wali nanti diprotes sopir angkot, sopir truk dan sopir bis karena mereka akan libur kerja sehari dalam seminggu.  Bagaimana pak Nurmahmudi?   Atau saya yang salah tafsir ya, bis itu bukan car tapi bus, truk itu truck bahasa Inggrisnya, jadi tidak terkena anjuran pak Wali.  Nah kalau angkutan kota yang terdiri dari mobil bermerk macam-macam, ada Kijang, Daihatsu, Suzuki dan lain-lain, mereka termasuk kategori car tidak?   Kendaraan angkutan kecil memang boleh juga disebut car tapi bukan car seperti itu yang dimaksud, itu mah namanya angkot,  tidak termasuk yang dianjurkan dikandangkan sehari dalam seminggu.

Mudah-mudahan Kota Depok sukses dengan cita-citanya 'one day no rice' dan 'one day no car'.  Saya yakin sebagian besar penduduk Depok akan mematuhi anjuran 'one day no car', karena sebagian besar rakyat Depok memang belum punya mobil pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun