Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Baju Kejujuran dan Mata-mata Istana

17 Agustus 2012   07:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:37 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Walaupun dalam berita asli di diantaranya Antaranews jelas tersurat bahwa gagasan itu made in Partai Demokrat DPD Bali, ternyata ulasan di Kompasiana secara tak sengaja seperti memblow-up berita ini, sehingga yang diserang para komentator bukan Demokrat Bali, tapi Demokrat Pusat malahan SBY.  Menurut pandangan saya sih berlebihan bila harus menyerang DPP Partai Demokrat, lebih-lebih pribadi SBY.  Tapi seperti pengakuan salah seorang komentator, ia berkata bila tak ada Anas Urbaningrum dan SBY kemana kita akan melontarkan sumpah serapah kita.  Astaghfirullah.

Sisi obyektif sudut pandang saya mengatakan bahwa Demokrat Bali dengan niat baiknya ternyata berbuat kurang strategis bagi partainya secara keseluruhan, mengapa ?  Yang paling ditohok komentator adalah tuduhan nyontek, plagiat atas motif baju yang kebetulan kotak-kotak juga, serupa dengan motif kotak-kotak Cagub DKI Jokowi-Ahok.  Padahal DPD Demokrat Bali mengatakan motif poleng hitam putih kotak-kotak  itu adalah kain khas Bali, sayangnya diluncurkan setelah ada kotak-kotak yang lain, apa boleh buat sebagian komentator menganggap motif baju kejujuran sebagai mencontek ide orang lain atau plagiat.

Maaf Lahir Batin

Banyak cara mengajak orang berbuat jujur, antara lain dengan melaksanakan shalat lima waktu dan puasa Ramadhan bagi umat Islam.  Bila kedua ibadah ini dijalankan dengan serius dan membekas di hati sanubari, kejujuran adalah salah satu buah ibadah shalat dan puasa Ramadhan.  Saya menuliskannya di sini dan di sini,  pada sebuah kanal khusus Kompasiana selama bulan Ramadhan.

Mohon maaf lahir batin bila kurang berkenan dengan ulasan saya.  Selamat Idul Fitri 1433 H bagi Kompasianer yang merayakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun