Walaupun dalam berita asli di diantaranya Antaranews jelas tersurat bahwa gagasan itu made in Partai Demokrat DPD Bali, ternyata ulasan di Kompasiana secara tak sengaja seperti memblow-up berita ini, sehingga yang diserang para komentator bukan Demokrat Bali, tapi Demokrat Pusat malahan SBY. Menurut pandangan saya sih berlebihan bila harus menyerang DPP Partai Demokrat, lebih-lebih pribadi SBY. Tapi seperti pengakuan salah seorang komentator, ia berkata bila tak ada Anas Urbaningrum dan SBY kemana kita akan melontarkan sumpah serapah kita. Astaghfirullah.
Sisi obyektif sudut pandang saya mengatakan bahwa Demokrat Bali dengan niat baiknya ternyata berbuat kurang strategis bagi partainya secara keseluruhan, mengapa ? Yang paling ditohok komentator adalah tuduhan nyontek, plagiat atas motif baju yang kebetulan kotak-kotak juga, serupa dengan motif kotak-kotak Cagub DKI Jokowi-Ahok. Padahal DPD Demokrat Bali mengatakan motif poleng hitam putih kotak-kotak itu adalah kain khas Bali, sayangnya diluncurkan setelah ada kotak-kotak yang lain, apa boleh buat sebagian komentator menganggap motif baju kejujuran sebagai mencontek ide orang lain atau plagiat.
Maaf Lahir Batin
Banyak cara mengajak orang berbuat jujur, antara lain dengan melaksanakan shalat lima waktu dan puasa Ramadhan bagi umat Islam. Bila kedua ibadah ini dijalankan dengan serius dan membekas di hati sanubari, kejujuran adalah salah satu buah ibadah shalat dan puasa Ramadhan. Saya menuliskannya di sini dan di sini, pada sebuah kanal khusus Kompasiana selama bulan Ramadhan.
Mohon maaf lahir batin bila kurang berkenan dengan ulasan saya. Selamat Idul Fitri 1433 H bagi Kompasianer yang merayakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H