Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Welkom in Bogor

10 Juli 2012   00:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada yang menyangkal Bogor adalah pusat penelitian pertanian dan kehutanan Indonesia sejak zaman Belanda.  Mungkin karena hawanya yang saat itu sejuk, penduduknya yang saat itu sedikit, lalu lintas yang saat itu masih lengang, kota yang nyaman di kaki gunung Salak, tentu saja belum terbayang pada tahun 2000-an akan berubah menjadi kota sejuta angkot. Banyak tempat dan gedung bersejarah di bidang pertanian, kehewanan, perikanan dan kehutanan peninggalan Belanda di kota Bogor.  Di Cimanggu terdapat lembaga-lembaga penelitian pertanian dan tempat tersebut dulu disebut landbouw.  Lembaga penelitian kehutanan terletak di Gunung Batu, pada zaman Belanda sampai tahun 1960-an masih sering disebut bosbouw.   Sekolah pertanian dan kehutanan cikal bakal IPB sekarang bermula dari Landbouw Hoge School dan Bosbouw Hoge School. Pada tahun 1945 - 1960 hal-hal yang berbau Belanda diganyang, perusahaan Belanda dinasionalisasi, Belanda bule harus disikat -salah satu bait lagu perjuangan merebut Irian Barat-.  Bahasa Belanda dalam waktu tak sampai dua puluh tahun 'hilang' dari bumi Indonesia karena generasi muda Indonesia tidak diajar bahasa Belanda di sekolah seperti generasi sebelum 1945. L'histoire se repete kata orang Prancis,  masa-masa membenci Belanda sudah lama hilang,  menyebut nama Belanda tak ada lagi permusuhan, malahan dalam pertandingan piala dunia sepakbola atau piala Eropa, bila Belanda turut serta, boleh dikata rata-rata orang Indonesia menjagokan kesebelasan Belanda.  Alasannya entah karena permainan Belanda memang cantik atau karena alasan sejarah. Bogor dengan peninggalan sejarah di bidang pertanian dan kehutanan tak salah bila mulai menggali keunikan tempat-tempat dan gedung-gedung peninggalan Belanda, mumpung beberapa masih berdiri tegak. Misalnya dua gedung di Jalan Ir. H. Juanda, nama jadulnya masih terbaca jelas, setelah dihidupkan kembali mungkin oleh lembaga pemilik gedung atau oleh pemerintah kota atau kerjasama keduanya. Laboratorium Voor Agrogeologie En Grond Onderzoek dan  Hoofdkantoor Van Het Boswezen te Buitenzorg itulah nama gedung milik Balai Penelitian Tanah, Kementerian Pertanian dan Direktorat Jenderal PHPA, Kementerian Kehutanan.

[caption id="attachment_199714" align="aligncenter" width="300" caption="Laboratorium voor Agrogeologie en Grond Onderzoek (Dok. HendiS)"][/caption] [caption id="attachment_199715" align="aligncenter" width="300" caption="Balai Penelitian Tanah - Bogor (Dok. HendiS)"]

1341880058887347684
1341880058887347684
[/caption] Bolehlah digali lagi peninggalan-peninggalan sejarah Bogor lainnya, pasti menarik bagi wisatawan Nusantara dan Mancanegara.  Gedung bekas Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan Lembaga Penelitian Perkebunan di area Taman Kencana adalah dua gedung yang telah berdiri sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, jangan sampai berubah jadi mall.  Welkom in Bogor.

[caption id="attachment_199716" align="aligncenter" width="300" caption="Hoofdkantoor van het Boswezen - Buitenzorg (Dok. HendiS)"]

1341880209220641006
1341880209220641006
[/caption] [caption id="attachment_199719" align="aligncenter" width="300" caption="Ditjen PHPA Kementerian Kehutanan - Bogor (Dok. HendiS)"]
13418808101636153008
13418808101636153008
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun