Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tersesatkah Isteri Saya di Keramaian Masjidil Haram?

6 Mei 2012   16:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:37 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tanya apakah isteri saya dan temannya sudah melakukan thawaf dan sa'i ?  Mereka ternyata sudah selesai tahalul, maka saya minta mereka menunggu di dalam masjid di pintu dekat  tempat mulainya  thawaf, karena saya belum menyelesaikan umrah saya. Ketua rombongan kami lalu meninggalkan saya dan isteri serta jamaah wanita teman isteri saya, karena ia harus memandu rombongan kami.

Apakah isteri saya dan temannya merasa tersesat?  Saat mereka pergi dinihari ke Masjidil Haram ternyata mereka tidak merasa tersesat walaupun tak menemukan saya yang diberitakan sudah duluan jalan ke Masjidil Haram.  Mereka ikut shalat Subuh berjamaah dan melakukan thawaf, sa'i dan tahalul.  Hanya saat ingin kembali ke penginapan baru mereka bingung, kemana harus menuju?  Untung bertemu dengan ketua rombongan di halaman Masjidil Haram dan akhirnya bertemu saya di halaman masjid tersebut.  Setelah saya menyelesaikan umrah, kami sempat mengikuti shalat Jumat untuk pertama kali di Masjidil Haram, shalat Jumat yang sangat berkesan, karena masih memakai kain ihram, masjid sangat padat, sehingga jamaah shalat rapat serapat-rapatnya tanpa ada jarak lagi.

Walaupun merasa tak tersesat toh akhirnya kami bertiga benar-benar tersesat saat berusaha kembali ke penginapan setelah shalat Jumat.  Jalan yang kami yakini benar ternyata entah menuju kemana.  Beberapa kali bertanya pada orang Arab yang kami temui tak menolong, karena kami sendiri tak tahu nama jalan tempat penginapan kami berada. Kami tetap berbesar hati karena di Mekkah banyak orang Indonesia dan benar seseorang berwajah Indonesia menunjukkan arah penginapan kami, karena ia memang jamaah haji Indonesia hanya beda kloter. Salah satu keberuntungan jamaah haji Indonesia saat itu, lokasi penginapan kami hanya berjarak sekitar 400 meter saja dari Masjidil Haram.

Hikmah terpisah dengan isteri di tengah ratusan ribu orang dan tersesat sejenak di kota Mekkah sungguh menjadi pelajaran berharga bagi kami, bagaimana harus bersikap bila pergi berombongan, bagaimana harus mengenal medan begitu tiba di suatu daerah yang baru kita kenal dan jangan mudah berputusasa bila menghadapi kesulitan, karena masih ada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun