Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pendukung Porto Lecehkan Baloteli dan Toure, Lupa Eusébio Berkulit Hitam Juga

19 Februari 2012   00:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:29 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih hangat dalam ingatan kita pemain Liverpool asal Uruguay, Luis Suarez, dihukum tidak boleh main sampai delapan kali gara-gara mencaci  'negro' Patrick Evra dari Manchester United.   Suarez beralasan menyebut negro di negerinya adalah hal biasa.  Wah begitukah ? Kejadian serupa terjadi lagi hari Kamis, 16 Februari 2012, Mario Balotelli dan Yaya Toure, pemain Manchester City, mengalami pelecehan rasial berupa suara-suara menirukan monyet dari para pendukung kesebelasan Porto dalam pertandingan Liga Eropa di kandang Porto. [caption id="attachment_172014" align="alignleft" width="210" caption="Eusebio - si Black Panther - Pemain Legendaris Portugal (http://bleacherreport.com/articles/865997-25-players-who-revolutionized-soccer#/)"][/caption] Manchester City telah melayangkan protes atas tindakan pelecehan tersebut, mungkin Porto bisa dijatuhi denda sebagai hukuman atas kelakuan pendukungnya.  Yaya Toure sampai melontarkan kekecewaannya bahwa di Liga Primer Inggris tak ada pelecehan seperti itu, mungkin di negara lain para penonton tak menyukai kehadiran pemain kulit hitam. Sangat mengherankan kelakuan para pendukung Porto yang notabene orang Portugal.  Apakah merupakan cerminan rasa superioritas dalam hati kecil bangsa Portugal ? Lupakah orang Portugal pada pemain legendaris mereka, yang mengharumkan nama Portugal pada piala dunia 1966 ?   Dialah Eusébio da Silva Ferreira pemain kesebelasan Portugal berkulit hitam asal Mozambik, yang berkontribusi besar atas keberhasilan Portugal meraih Juara 3 Piala Dunia 1966. Eusébio dalam sebuah artikel Michael Cummings di World Football 27 September 2011,  ditulis sebagai salah satu dari 25 pemain yang merevolusi sepakbola (25 players who revolutionized soccer), antara lain bersama Pele, Maradona, Cruyff, Beckenbauer, Platini, Di Stefano dan Puskas.    Pendukung Porto lupa ya pada Eusébio ?  Julukannya saja Black Panther !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun