Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Subianto’s Brother Promises ‘Active’ Opposition to Jokowi

11 Oktober 2014   15:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:28 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Benarkah Hashim Djojohadikusumo berkata bahwa dengan kekuatan Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen akan menghambat atau merintangi Presiden terpilih Jokowi bahkan sebelum ia dilantik menjadi Presiden RI pada 20 Oktober 2014?

Bila benar Hashim menyatakan demikian pada wawancara dengan Wall Street Journal, benar-benar pernyataan yang mengherankan, untuk apa KMP melakukan perbuatan yang tercela, hanya akan menuai kecaman, makin memberi bahan bakar kemarahan pada Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan para pendukungnya yang menuduh KMP melakukan perbuatan balas dendam, termasuk 'aksi sapu bersih' jabatan pimpinan DPR dan MPR pada tanggal 1-2 Oktober dan 6-7 Oktober 2014, yang dianggap bagian dari balas dendam KMP.

Saya coba mencari sumber berita aslinya di WSJ blog dan menemukan judul berita ' Subianto’s Brother Promises ‘Active’ Opposition to Jokowi'. Melihat judul berita seperti ini menyebut diri bahwa (KMP) akan menjadi oposisi aktif tentu bukan perbuatan terlarang, konotasinya masih positif.  Isi beritanya bagaimana, adakah kalimat langsung yang menyatakan Hashim atau KMP akan menjegal atau menghambat Jokowi?. Berikut ini beberapa kutipan kalimat dari artikel asli  di WSJ:


  • Hashim Djojohadikusumo, Mr. Subianto’s brother, and their allies have put together a coalition that controls a majority of the seats in parliament and has set out to thwart President-elect Joko Widodo’s agenda even before he takes office Oct. 20.

    • Kalimat pada alinea pertama berita WSJ bukan merupakan kalimat langsung Hashim, yang pasti kalimat tersebut ditulis oleh reporter WSJ. Memang ada kata thwart yang menurut kamus artinya menghambat, namun belum tentu termasuk kata yang diucapkan Hashim Djojohadikusumo, kecuali ada bukti rekaman wawancara.

  • “Our long-term aim at least for the next five years is to be an active, constructive opposition,” Mr. Djojohadikusumo said in an interview Monday. Melihat bentuk penulisannya, kalimat di atas menunjukkan kalimat langsung yang diucapkan oleh Hashim Djojohadikusumo. Tujuan jangka panjang kami pada lima tahun ke depan adalah menjadi oposisi yang aktif dan konstruktif. Kalimat yang diucapkan Hashim menunjukkan KMP tidak akan membabi-buta mengoposisi setiap kebijakan Pemerintahan Jokowi.

  • “Yes, Mr. Jokowi there is a price to be paid,” he added, referring to Mr. Widodo by his nickname. Nah kalau kalimat ini memang mencurigakan juga, apa maksud ada harga yang harus dibayar Jokowi? Kalimat ini rupanya berkaitan dengan kejadian ketika Hashim Djojohadikusumo mendukung Jokowi saat ia bertarung dalam Pemilihan Gubernur Jakarta pada tahun 2012, Hashim menganggap Jokowi seorang penghianat, ditunjukkan dengan kalimat selanjutnya pada WSJ berikut ini. Mr. Djojohadikusumo said he is motivated in part by what he sees as Mr. Widodo’s personal betrayal. One of Indonesia’s wealthiest men, Mr. Djojohadikusumo said he was Mr. Widodo’s primary financial campaign backer when he won the Jakarta governorship two years ago.
  • Pada dua tahun lalu Hashim yang mengaku penyandang dana utama Jokowi, mengatakan bahwa Jokowi berjanji akan menjadi Gubernur Jakarta selama lima tahun, namun kenyataannya hanya dua tahun, lalu nyapres dan menang. Lihat kalimat berikut ini:

    • At the time, he asserts, Mr. Widodo promised him he would serve a full five-year term as governor. But the popular former furniture maker ran for president this year and won, defeating Mr. Subianto by 53 to 47 percent.
    • “There was an understanding and we feel that he didn’t live up to that understanding, not only implicit but explicit,” Mr. Djojohadikusumo said. “We feel he was being very politically expedient.”


  • Selanjutnya beberapa kalimat langsung maupun tak langsung dari Hashim hanya menunjukkan bahwa KMP akan menjadi oposisi yang aktif di Parlemen.Antara lain Hashim menyatakan KMP mempunyai kekuatan untuk memveto 100 jabatan penting seperti Kapolri, Panglima TNI, Hakim Agung dan Hakim Konstitusi, tercermin dalam kalimat di bawah ini.

    • “Prabowo and other party leaders will lead an active opposition,” Mr. Djojohadikusumo said, using his brother’s first name. “We will be able to control the legislative agenda.”
    • The coalition will control all committee chairmanships and will have the authority to conduct investigations into the activities of Mr. Widodo and members of his administration, he said.
    • The coalition also will have veto power over more than 100 top appointive positions, including the chief of the national police, the head of the armed forces and members of the Supreme Court and the Constitutional Court, he said.


Dari analisis atas kalimat-kalimat yang tertulis pada berita WSJ, terlihat Hashim menekankan hal-hal yang positif atas keberadaan KMP di Parlemen, pada intinya KMP akan menjadi oposisi yang aktif dan konstruktif.  Memang ada juga kalimat yang berbau 'dendam' Hashim pada Jokowi, yaitu ia menyebut Jokowi berhianat tak memenuhi janji akan memerintah DKI selama lima tahun.

Khusus untuk kata veto untuk sekian banyak jabatan, maksudnya mereka tidak akan menyetujui begitu saja (bahkan bisa menolak) misalnya bila ada calon Kapolri dan calon Panglima TNI baru diajukan oleh Presiden, kedua pejabat tinggi tersebut harus disetujui Presiden bersama DPR. Aturan main bahwa Kapolri dan Panglima TNI bukan hak prerogatif Presiden lagi sudah lama berlaku, bukan hanya untuk Jokowi saja.

Berdasarkan fakta yang sejauh ini saya baca, aneh juga sampai terjadi kehebohan yang berbuntut tuduhan misalnya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih akan diboikot, agenda akan meng-impeach Jokowi, akan menghambat Pemerintahan Jokowi-JK dan seterusnya. Stop provokasi seperti ini, termasuk dua TV Berita pendukung KIH yang suka ngomporin manasin suasana yang sudah panas.

Pada sebuah wawancara di TVOne, sebuah TV Berita pro KMP, Hashim membantah tuduhan-tuduhan miring tersebut. Ia malah menambah contoh oposisi aktif dan konstrukrif itu misalnya jika Pemerintah mengajukan akan dilakukan referendum di Papua, maka KMP akan menolak dengan tegas. Demikian pula jika peraturan (Tap MPR) yang melarang kegiatan komunis dan partai komunis di Indonesia diusulkan untuk dicabut, maka KMP akan menolak usulan tersebut.

KMP cinta NKRI kata Hashim Djojohadikusumo, saya kira KIH juga cinta NKRI. Jika demikian kenapa mesti terus bertengkar? He he he .......

Bila ingin membaca tulisan di WSJ yang menghebohkan itu silakan klik tautan berikut : http://blogs.wsj.com/searealtime/2014/10/07/subiantos-brother-promises-active-opposition-to-jokowi/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun