Rachael Jacobs Yang Rendah Hati
[caption id="attachment_383434" align="aligncenter" width="300" caption="Rachael Jacobs sang inspirator #illridewithyou (sumber: Brisbane.com.au)"][/caption]
Ketika komunitas pertemanan kami sesama mantan murid sebuah SMA tahun 70-an di Bogor membahas #Illridewithyou. Banyak diantara anggota grup membaca dukungan warga Australia melindungi warga Muslim Australia, baik membaca langsung dari teks asli maupun melalui pelbagai media di Indonesia.
Sangat mengharukan banyak orang ketika postingan Rachael Jacobs dibaca ribuan orang dan akhir menginspirasi dukungan warga Australia terhadap warga Muslim Australia dengan menyebarkan 450.000 tweets dalam 48 jam, dukungan dan kesediaan menemani warga Muslim bila mereka merasa tidak aman bepergian sendirian.
Ternyata Rachael Jacobs sendiri terkejut dengan menyebarnya simpati dirinya pada wanita berhijab yang ia tulis di laman facebook, yang sebenarnya ia tujukan kepada teman-temannya. Raczael menyatakan bahwa tak ada maksud menunjukkan perasaannya kepada publik, seorang temannyalah yang menyebarkan postingan Rachael yang menginspirasi itu. Ia tidak merasa dirinya pahlawan atau perbuatannya itu luarbiasa. Rachael hanya merasa bahwa perasaan sedihnya ketika melihat seseorang -yang ia duga Muslimah- melepas hijab di kereta sepertinya mewakili perasaan orang banyak. Demikian pernyataan Rachael Jacobs yang dimuat Brisbanetimes.com.au edisi 16 Desember 2014.
Pengalaman Seorang WNI di Houston Pasca September 11 (9/11).
Berikut ini kisah 'teman saya' pasca peristiwa runtuhnya gedung WTC New York pada 11 September 2001, akibat ditabrak pesawat komersial berbadan lebar yang dibajak teroris- dan akhirnya muncul pelbagai analasis tentang siapa sebenarnya pelaku teror dan siapa dibalik teror tersebut-.
Seorang teman masa SMA saat runtuhnya gedung WTC pada perstiwa 9/11 sedang bekerja di sebuah perusahaan minyak di Houston, Texas. Teman saya itu tentu membawa serta anak dan istrinya, seorang wanita berhijab. Inilah yang ia ceritakan., sebutan saya pada paragraf berikut ini adalah 'teman saya' tersebut:
"Saya tinggal d Houston pada saat kejadian WTC 11 sept, juga mengalami respons luar biasa dari orang2 di sekitar kami, tetangga, orang di supermarket n teman2 d kantor yg mengetahui isteri saya berkerudung. Tetangga di townhouses kami yg tadinya cuek, menegur kami dan menawarkan pertolongan kalau kami dpt kesulitan, orang di supermarket nanyain isteri saya, apakah kami mendapat kesulitan dgn sekitar...Luar biasa. Disitu saya sadar bhw sebagian besar orang adalah baik dan concern mengenai sekitar dan bhw bule2 itu suka menolong ...."
Sekalipun judul opini hanya menyebut dua negara Australia dan Amerika, pada dasarnya tentu saja orang baik ada di mana-mana, bisa diAustralia, di Amerika dan tentu juga di Indonesia.
Thanks for Protecting My Sisters