Menteri Perhubungan Marah atau Tidak Sih?
Banyak media memuat berita Menteri Perhubungan memarahi salah satu Direktur AirAsia ketika Menteri berkunjung ke kantor AirAsia di Cengkareng. Kalimat berikut kompak dimuat di beberapa media seperti Kompas.com, Tempo.co dan beberapa media lainnya : “Kalau ada aturan Anda harus patuh, jangan coba-coba melawan. Bisa saya cabut izin Anda”.
Kalimat bernada marah ini berawal dari komunikasi antara Menteri Perhubungan dengan Direktur AirAsia dan Pilot AirAsia yang saat itu sedang menyiapkan diri untuk terbang :
- Ia memperhatikan betul bagaimana para pilot mendapat informasi cuaca penerbangan terbaru saat itu. Ternyata, para pilot Air Asia tak selalu mendapat briefing langsung dari flight operation officer (FOO) - (Hadi Mustofa Djuraid, staf Khusus Menteri Perhubungan).
- Mereka hanya mengunduh informasi cuaca dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. "Itu yang sudah berlaku secara internasional, mengambil info cuaca secara fisik dari BMKG itu cara tradisional,". (Direktur AirAsia).
- "Kalo itu cara tradisional, mengapa Anda masih ambil laporan cuaca BMKG jam tujuh, setelah pesawat Anda terbang?" (Menhub Jonan).
- "Itu ya karena tradisional saja, Pak". (Direktur AirAsia).
- "Kalau ada aturan, Anda harus patuh. Jangan coba-coba melawan. Bisa saya cabut izin Anda.". (Menhub Jonan).
- Tak berhenti di situ, Jonan bertanya langsung kepada seorang pilot senior tentang briefing sebelum terbang. "Anda lebih suka di-brief secara langsung oleh FOO atau membaca sendiri?" (Menhub Jonan)
- "Kami lebih suka di-brief langsung, Pak," (Pilot).
- Jonan mendesak agar tenaga operator penerbangan segera ditambah untuk memberikan briefing langsung kepada pilot.
Rangkaian komunikasi yang saya kutip dari Tempo.co edisi 2 Januari 2015 seperti inilah yang oleh media ditulis sebagai kemarahan Menteri Jonan, "Menhub mendamprat Direktur Air Asia" sampai pertanyaan Menhub "Apakah FOO melakukan briefing terhadap Pilot sebelum terbang?". Lebih lanjut lagi rangkaian komunikasi itu ditafsirkan para Pilot yang menulis surat terbuka adanya kewajiban mengambil laporan cuaca langsung dari BMKG, tafsiran briefing cuaca oleh BMKG dan tafsiran FOO tidak membrief Pilot sebelum terbang.
Bantahan Menteri Perhubungan
Melalui Staf Khusus Hadi Mustofa Djuraid, Menteri Perhubungan mengumumkan surat bantahan terbuka atas surat terbuka yang dibuat oleh beberapa Pilot. Berikut ini inti bantahan Menteri Jonan, dikutip dari Banjarmasin Post, 4 Januari 2015.
- Tidak benar bahwa Menhub Ignasius Jonan marah karena laporan cuaca tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet. Yang dipersoalkan Menhub adalah apakah ada briefing langsung dari Flight Operation Officer (FOO) atau Flight Dispatcher kepada Pilot tentang informasi cuaca.
- Sesuai ketentuan, laporan cuaca harus berasal dari BMKG. Menhub tidak mempersoalkan apakah laporan itu diambil secara fisik atau melalui website. Yang ditekankan oleh Menhub adalah pentingnya Pilot mendapatkan briefing langsung dari FOO. Mengapa harus briefing langsung, bukan self briefing yang lebih modern dan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi?
- Briefing langsung perlu dilakukan supaya ada pembicaraan dan diskusi antara FOO dan Pilot, terkait dengan penerbangan yang akan dijalankan. Termasuk tentang cuaca. Jika dari laporan cuaca terdapat situasi tertentu yang harus dicermati, FOO bisa memberi saran tentang rute atau ketinggian yang harus dilewati.
Laporan Cuaca BMKG Clear, FOO Betul Tidak Membrief Pilot?
Soal keharusan mengambil laporan cuaca secara fisik ke BMKG sudah clear, terjadi salah penafsiran oleh para Pilot yang menulis surat terbuka. Menteri Jonan tak mempermasalahkan apakah laporan cuaca diambil dari BMKG atau diunduh dari website BMKG dan tak ada keharusan briefing cuaca kepada Pilot oleh BMKG.
Bagaimana denga briefing FOO terhadap Pilot sebelum terbang? Mungkin temuan Menteri Perhubungan di kantor AirAsia bahwa Pilot tidak dibrief FOO sebelum terbang menimbulkan pertanyaan juga. Jangan-jangan Pilot Air Asia yang ditanya Menteri Perhubungan gugup atau kurang memahami arah pertanyaan Menhub.
Menurut John Brata -penerbang sipil- di Kompasiana 5 Januari 2015 : "Bagaimana Pilot/Crew bisa tahu pesawat apa yang akan dipakai, kemana route perjalanan, dengan siapa Captain - First Officer - Cabin Attendants akan terbang bila tidak menanyakan kepada FOO? Bagaimana Duty Crew akan tahu pesawat mana yang akan dipakai dan dimana parkirnya ......".
Pada intinya John Brata menekankan bahwa tak mungkin tak ada interaksi antara FOO dengan Pilot sebelum terbang, karena FOO menjelaskan flight plan kepada Pilot termasuk laporan cuaca. Barangkali bentuk ineteraksi atau cara briefingnya yang berbeda-beda, mungkin tak formal seperti briefing seorang instruktur kepada muridnya di kelas.