Mohon tunggu...
Mochamad Rizky Hendiperdana
Mochamad Rizky Hendiperdana Mohon Tunggu... Dokter - Residen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Universitas Indonesia

twitter dan IG : @Hendiperdana Email : mhendiperdana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sedikit tentang Penyakit Jantung Rematik

13 Juni 2021   11:09 Diperbarui: 13 Juni 2021   11:18 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambaran Ekokardiografi dari Kelainan Katup Jantung ( Dokumentasi Pribadi)

Penyakit jantung rematik (PJR), suatu permasalahan yang tampak menjadi isu utama dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Masalah penyakit jantung rematik yang menjadi beban yang tidak sederhana. Menjadi masalah yang dapat mempengaruhi kehidupan dan kualitas hidup manusia begitu luas. Masalah morbiditas, mortalitas yang tinggi, serta kaitannya dengan kualitas hidup seseorang. Masalah yang kurang mendapat perhatian baik dari sektor pendidikan, industri, maupun kebijakan publik.

Masalah kesehatan masyarakat yang masih hidup di tengah-tengah populasi manusia di negara-negara berkembang.

Masalah Screening 

Meningkatnya temuan kasus yang signifikan dengan metode screening yang berbeda. Modalitas ekokardiografi (USG jantung) membantu meningkatkan angka temuan kasus PJR hingga 10 kali lipat dibanding dengan metode screening dengan menggunakan parameter klinis. Ekokardiografi sangat membantu meningkatkan temuan kasus serta diagnosis dini suatu PJR yang laten sehingga kemudian dapat diberikan penatalaksanaan yang tepat sebelum mengalami progresi menjadi PJR lanjut yang ditandai dengan kerusakan katup berat dan komplek yang membutuhkan tindakan pembedahan yang menyedot dana dan sumber daya yang tidak sedikit.

Menemukan kasus PJR dalam tahap dini atau awal akan berdampak sangat besar dalam perjalanan penyakit dan kualitas pasien tersebut. Yang menjadi kendala dalam proses penemuan kasus dalam tahap dini ini adalah kondisi pasien yang asimtomatik atau tanpa gejala sampai progresi penyakit sudah sampai pada tahap lanjut yang membuat pasien mencari pertolongan ke dokter atau rumah sakit. Alasan yang mendasari ini salah satunya adalah kurangnya kepekaan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang budaya screening dan deteksi dini. Mayoritas masyarakat pada negara berkembang memeriksakan diri ke RS ketika kondisi pasien sudah dalam masalah katup jantung yang serius dan tak jarang pula ketika kondisi sudah lannjut yang sudah tidak dapat dilakukan intervensi pembedahan (risiko pembedahan tinggi).

Literatur ilmiah yang membahas masalah PJR ini banyak yang memiliki fokus tersendiri pada aspek screening dan diagnosis dini. Tulisan-tulisan ini banyak membahas dan mengarahkan upaya pada masalah yang satu ini. Kesadaran akan beratnya luaran atau hasil akhir pembedahan pada masalah katup jantung yang lanjut, pendanaan yang besar (terutama pendanaan dari dana pemerintah), serta sumber daya kesehatan yang terlibat di dalamya yang kompleks, seperti persiapan pre-operasi, ruang operasi dengan tim dokter bedah, anestesi, bahkan setelah keluar dari ruang operasi membutuhka sumber daya ruang ICU dengan tim multidisiplin yang kompleks. Tentunya upaya ini bukan hal yang mudah dan tersedia dalam jumlah yang tak terbatas. Fakta-fakta ini yang membuat upaya kuratif yang ditujukan pada tindakan pembedahan pada kasus-kasus PJR dengan kerusakan katup jantung yang lanjut merupakan suatu hal yang memberatkan anggaran dan sumber daya.

Mengarahkan dan memfokuskan sumber daya yang terbatas ini pada aspek screening, deteksi dini, dan profilaksis (pencegahan) sekunder merupakan pilihan dan langkah yang cermat dan murah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun