Mohon tunggu...
Hendi TriAnggoro
Hendi TriAnggoro Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas 17 Agustus Jakarta- Administrasi Bisnis Semoga Artikel yang saya tayangkan Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Games

MPL Indonesia Dengan Format Franchise League, Apakah Menguntungkan atau Merugikan?

26 Januari 2024   02:11 Diperbarui: 26 Januari 2024   04:03 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Franchise League System atau yang juga disebut dengan North American System, adalah format kompetisi yang kontestannya memerlukan investasi dengan jumlah tertentu untuk mengikuti kompetisi (Rappaport & Wilkerson, 2001).

Sementara itu format kompetisi lain yang sudah dikenal luas di Indonesia adalah Promotion-Relegation System atau European Sport System. System tersebut adalah format kompetisi yang siapa saja bisa mengikuti tanpa ada pengecualian, namun kontestan terlemah di akhir musim akan gugur sementara yang terkuat bisa promosi ke kompetisi dengan kasta yang lebih tinggi jika ada. Contoh dari Promotion-Relegation System ini bisa dilihat di kompetisi-kompetisi sepak bola yang ada di Indonesia.

Mobile Legends: Bang Bang telah menjadi game mobile laris di Asia Tenggara. Di daftar game populer di Google Play Store wilayah Indonesia, game ini duduk manis di peringkat pertama. Game yang rilis Juli 2016 ini semakin banyak pemain aktif bulanannya. Per September 2022, Moonton mengklaim punya 300 juta pengguna global, dengan 150 juta di antaranya adalah pemain yang berada di Indonesia (Rochmayanti et al., 2021).

Dengan basis pengguna yang banyak, Moonton berani mementaskan game itu dalam bentuk kompetisi eSports yang bekerja sama dengan sejumlah pihak dan sponsor. Moonton menelurkan turnamen yang mempertandingkan Mobile Legends, mulai Mobile Legends Intercity Championship (MIC), Mobile Legends Professional League (MPL), hingga Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) dan M-World (Mseries).

MPL jadi panggung bergengsi untuk unjuk talenta

https://i.ytimg.com/vi/smdkmYuf-6k/maxresdefault.jpgInput sumber gambar
https://i.ytimg.com/vi/smdkmYuf-6k/maxresdefault.jpgInput sumber gambar

MPL Indonesia yang menganut sistem franchise league dipandang positif oleh EVOS. Ivan Yeo selaku CEO EVOS mengungkap, apa yang dilakukan Moonton ini sejalan dengan tujuan utama dari tim yang identik dengan logo serigala berwarna putih tersebut.Tujuan utama EVOS, kata Ivan, adalah menciptakan sebuah ekosistem eSports yang dapat membantu pemain menunjukkan talentanya di panggung besar. Liga franchise MPL Indonesia menjadi tempat terbaik untuk pemain dalam melakukan itu.

Kesempatan Branding di turnamen elit

https://images.gmanews.tv/webpics/2022/10/MPL_ID_2022_10_24_13_29_25.jpegInput sumber gambar
https://images.gmanews.tv/webpics/2022/10/MPL_ID_2022_10_24_13_29_25.jpegInput sumber gambar

Sementara CEO RRQ, Andrian Pauline, menilai MPL dengan franchise league adalah kesempatan untuk branding nama timnya di industri eSports. Tim yang memiliki fanbase disebutnya butuh eksistensi dengan berlaga di kompetisi bergengsi, dan MPL Indonesia ini adalah salah satunya.

Senada dengan Andrian, komentator MPL musim sebelumnya, Wibi Irbawanto, juga berkata franchise league adalah investasi yang bagus untuk branding. Dengan ikut MPL Indonesia, nama kontestan akan diketahui oleh banyak penonton liga. Nama mereka menjadi yang pertama disebut jika penggemar Mobile Legends membicarakan MPL Indonesia. Top of mind ini yang dibutuhkan dalam branding.

Sponsor dan bagi-bagi untung

https://i.ytimg.com/vi/Drbnm_SvxYM/maxresdefault.jpgInput sumber gambar
https://i.ytimg.com/vi/Drbnm_SvxYM/maxresdefault.jpgInput sumber gambar

Kompetisi ini juga bisa memberikan penghasilan yang signifikan bagi tim. MPL disebutnya memiliki benefit yang menguntungkan, karena Moonton menawarkan pembagian keuntungan yang didapat selama perhelatan berlangsung(Arif & Aditya, 2022).

Setiap tim yang menginvestasikan US$ 1 juta atau sekitar 14 miliar sebagai franchise fee berhak menempati slot permanen pada turnamen MPL-ID. Adapun delapan tim ikut serta dalam gelaran MPL season empat yang mencakup delapan pertandingan regular dimulai pada 23 Agustus hingga 13 Oktober. Sedangkan, babak grand final akan dihelat pada 26 dan 27 Oktober. Lewat sistem bagi hasil, delapan tim yang berpartisipasi di MPL Indonesia akan mendapatkan lebih dari 50% pendapatan liga sebelum dikurangi biaya operasional dan biaya pemasaran liga yang ditanggung sendiri oleh liga (MPL). Tim juga akan mendapatkan peluang komersialisasi. Investasi yang dilakukan bersama oleh Moonton dan para tim memungkinkan liga berkomitmen dalam jangka waktu yang panjang untuk mengembangkan hubungan dengan mitra. Dengan model franchise, kata Reza, ekosistem eSports bisa berjalan dengan baik. Format waralaba ini untuk melindungi standarisari kontrak pemain dan tim. Penerapan regulasi ini nantinya akan menciptakan keamanan finansial, baik bagi pemain maupun tim secara keseluruhan.

Tim kecil semakin kecil

https://wp.revivaltv.id/wp-content/uploads/2018/02/Untitled-2.jpgInput sumber gambar
https://wp.revivaltv.id/wp-content/uploads/2018/02/Untitled-2.jpgInput sumber gambar

MPL Indonesia dengan franchise league tidak melulu punya sisi baik. Ada juga sisi yang disayangkan, bahkan dikhawatirkan sejumlah pihak.

Dengan 'biaya masuk' Rp 15 miliar, MPL S4 terkesan menjadi kompetisi yang eksklusif dan hanya berlaku bagi tim eSports yang sanggup bayar, yang berarti mereka sudah mapan dan berduit. Tidak ada kesempatan bagi tim eSports yang baru merintis atau mereka yang punya budget minim. Situasi ini bertolak belakang dengan misi Moonton di MPL Indonesia, yang konon katanya, ingin mendorong perkembangan eSports Indonesia. Hal ini, menurut Daylen, hanya menjadi panggung bagi tim eSports besar dengan modal besar.

Jika slot MPL itu hanya diperuntukkan ke delapan tim sekarang, maka kompetisi tersebut hanya dikuasai oleh delapan tim tersebut, terkecuali ada tim yang menjual slot mereka ke tim lain. Dia berharap di kemudian hari ada slot untuk tim baru.

Meski begitu jelas ada beberapa persyaratan yang juga harus dipenuhi pihak penyelenggara untuk menggunakan format kompetisi Franchise League.Salah satu yang paling penting adalah nilai jual kompetisi, sebab tanpa hal tersebut, kompetisi tak hanya akan sepi penonton, tapi juga kontestan.Pasalnya kontestan tentu tak akan mau menginvestasikan uangnya untuk masuk ke kompetisi yang masa depannya tak jelas.

Daftar Pustaka                                   

Arif, M., & AdityMa, S. (2022). Dampak Perilaku Komunikasi Pemain Game Mobile Legends Pada Mahasiswa Universitas Negeri Padang. Journal of Intercultural Communication and Society, 1(01), 31--45. https://journal.rc-communication.com/index.php/JICS/article/view/30

Rappaport, J., & Wilkerson, C. (2001). What are the benefits of hosting a major league sports franchise? Federal Reserve Bank of Kansas City Economic Review, First Quarter, 55--86.

Rochmayanti, S., Azizah, A. N., Bintang, A., & Pradana, A. (2021). The Impact of Mobile Legends Games on Student Learning Motivation: The Role of Parents and Teachers. The 14th University Research Colloqium, 1063--1070.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun