Mohon tunggu...
Hendi Eka Hidayat
Hendi Eka Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Era Gen-Z: Perlukah Ujian Nasional (UN)?

15 November 2024   13:00 Diperbarui: 15 November 2024   13:15 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghapusan Ujian Nasional (UN) merupakan langkah besar dalam reformasi pendidikan di Indonesia. Kebijakan ini diharapkan dapat mengubah paradigma pembelajaran yang selama ini terlalu berorientasi pada hasil akhir (nilai ujian) menjadi proses pembelajaran yang lebih bermakna. Mengapa demikian? Mari kita bandingkan!

Sebelum Penghapusan UN

  • Fokus pada hafalan dan soal-soal ujian: Siswa cenderung lebih fokus pada menghafal materi untuk menghadapi UN, daripada memahami konsep secara mendalam.
  • Tekanan yang tinggi: UN menjadi beban psikologis bagi siswa, guru, dan orang tua. Hal ini dapat menghambat proses belajar yang efektif.
  • Kurikulum yang kaku: Kurikulum seringkali dirancang untuk memenuhi tuntutan UN, sehingga kurang fleksibel dan tidak mengakomodasi minat dan bakat siswa.
  • Perbandingan antar sekolah: UN sering digunakan sebagai alat untuk membandingkan prestasi antar sekolah, sehingga memicu persaingan yang tidak sehat.

Sesudah Penghapusan UN

  • Fokus pada pengembangan kompetensi: Pembelajaran lebih diarahkan pada pengembangan kompetensi siswa, seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
  • Penilaian yang lebih holistik: Penilaian dilakukan secara lebih holistik, tidak hanya berdasarkan nilai ujian, tetapi juga melalui berbagai bentuk asesmen seperti proyek, portofolio, dan presentasi.
  • Kurikulum yang lebih relevan: Kurikulum dirancang lebih relevan dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman, serta mengakomodasi berbagai macam gaya belajar.
  • Pembelajaran yang lebih menyenangkan: Proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna, sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar.

Penghapusan UN pun sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, seperti gotong royong, musyawarah mufakat, dan semangat kebangsaan. Pembelajaran yang lebih kolaboratif dan berpusat pada siswa dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kerja sama antar siswa.

Selain itu, penghapusan UN juga relevan dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai seni, budaya, dan kearifan lokal. Pembelajaran yang lebih fleksibel memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya, serta belajar tentang budaya dan warisan bangsa.

Generasi Z, sebagai generasi digital yang kreatif dan inovatif, membutuhkan sistem pendidikan yang mampu mengakomodasi gaya belajar mereka. Penghapusan UN memberikan ruang yang lebih luas bagi generasi Z untuk mengembangkan potensi diri dan menjadi generasi yang unggul.

Meskipun penghapusan UN membawa banyak perubahan positif, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti:

  • Keseragaman kualitas pendidikan: Tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang sama, sehingga kualitas pembelajaran bisa berbeda-beda.
  • Peran guru: Guru perlu memiliki kompetensi yang memadai untuk menerapkan metode pembelajaran yang baru.
  • Peran orang tua: Orang tua perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang sistem pendidikan yang baru.

Namun, penghapusan UN juga membuka banyak peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan dukungan dari semua pihak, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan, inklusif, dan berpusat pada siswa.

Penghapusan Ujian Nasional merupakan langkah maju dalam reformasi pendidikan di Indonesia. Kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih berpusat pada siswa, relevan dengan kebutuhan zaman, dan mampu menghasilkan generasi yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun