Kuubah lagi warna rambutku
Rambut yang tak pernah mengenal sampo
Senyumku sinis saat kulihat wajah baruku
Aku berjalan tanpa senyum
Bersama rombongan monyet rel
Begitulah mereka menyebut kami
Hariku penuh tawa yang garing
Walau jiwaku terus menangis
Menyesali takdir dunia yang tak adil
Tapi inilah hidupku
Berada di rel menunggu korbannya
Meminta jatah rezeki dengan paksa
Tanganku telah mendarat di berbagai wajah
Terkadang darah segar menghiasinya
Kebanggaan merasuk saat itu terjadi
Kami ini ditolak dunia
Namun kenapa kami dilahirkan?
Itulah skenario Tuhan yang tak pernah kukenal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H