Mohon tunggu...
Henderina Apriyani Marcus
Henderina Apriyani Marcus Mohon Tunggu... -

alumni Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan penyiar radio ART FM Jayapura

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

The Haunted House Festival Yogyakarta

19 Maret 2011   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:39 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta- Untuk pertama kali, Festival Rumah Hantu atau The Haunted House Festival diadakan di Yogyakarta. Diselenggarakan selama satu bulan, dari tanggal 11 Maret-11 April 2011. Setiap hari, wahana ini dibuka untuk umum pada pukul 16.00-22.00. Dengan membayar karcis masuk sebesar Rp 25.000,00 untuk dua orang dan Rp 15.000,00 untuk satu orang, pengunjung dapat melatih adrenalin di dua wahana sekaligus, yaitu rumah hantu versi Indonesia dan Jepang.

Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Event Organizer, Xposer Event dengan komunitas Indonesia Jepang mahasiswa Amikom. Jepang dipilih sebagai salah satu wahana karena dianggap kenal dan dekat dengan kalangan remaja yang menjadi target pengunjung acara ini. Jepang merupakan salah satu negara dengan budaya yang cukup kental dan komunitasnya di Indonesia cukup besar. Hasil dari sebagian penjualan tiket juga akan disumbangkan bagi korban bencana gempa dan tsunami di Jepang.

Sejak pertama kali dibuka, respon pengunjung cukup baik. Selama seminggu, kenaikan pengunjung bisa mencapai 20-30 % setiap hari. Pengunjung mulai ramai pada jam setelah maghrib. “Acara ini sangat kreatif. Bagus,seru! Jarang banget di Indonesia khususnya di Jogja yang bikin festival rumah hantu gede dan gak neko-neko. Yah positif lah buat hiburan dan pelepas penat,’’ ujar Priska, salah satu pengunjung The Haunted House Festival.

Menurut Ganung Rahmat, Project Director The Haunted House Festival, acara ini diharapkan akan semakin berkembang dari tahun ke tahun. “Insya Allah acara ini akan jadi acara tahunan. Waktu pembukaan kemaren, kami ngundang Departemen pariwisata Yogya dan didukung untuk masuk agenda tahunan”, katanya.

Apabila acara ini akan menjadi event tahunan, maka Ganung berharap tahun depan akan berbeda dari tahun ini. Tidak hanya dari Jepang dan Indonesia, tapi juga mengeksplor keunikan daerah-daerah lain di Indonesia dan negara lain selain Jepang. Babarsari tetap dipilih sebagai tempat penyelenggaraan mengingat bahwa banyak terdapat universitas dan tempat tinggal mahasiswa di daerah ini. Sehingga, akan lebih efektif.

Ide membuat acara ini berawal dari pengalaman project manager dari Jakarta yang membuat event rumah hantu di sana, yaitu Rumah Hantu Indonesia (RHI). Xposer Event kemudian berniat untuk membuat event serupa di Yogyakarta, apalagi tujuannya positif. “Sebenarnya kan biasanya wahana rumah hantu itu ada di pasar. Kami berusaha mengemas tradisi yang dianggap ‘pinggiran’ ini dalam konsep budaya yang dikemas dengan menarik dan bisa diterima oleh kalangan menengah ke atas. Agar juga bisa jadi alternatif hiburan yang terjangkau,’’ tambah Ganung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun