Semacam perlombaan jika kita melihatnya. 2 master AL berlari dan 1 AL terbang, semua menuju arah kantin.
Beruntungnya Saga kidal. Posisi gedung sekolah tepat disebelah kiri, tentu dirasa cocok dengan kemampuan kaki utama tertutama soal pijakan. Â 2 sampai 3 kali pijakan Saga berhasil masuk koridor sekolah lewat jendela.
Ya, lewat jendela -- jelas ini melanggar peraturan sekolah nomor 21.
"Tunggu sebentar Saga." Rheen mengaduh mengimbangi licahnya Saga.
"5 kantung Saku celana." Ucap Rheen Sambil mengatur napas.
"Terima kasih Rheen. Cobalah bersembunyi didekat Riota." Pinta Saga berdiam sejenak.
"PRANG... PRANG..." Siapa pun tahu ini jelas suara piring pecah. Suara berasal dari ruang didepan Saga dan Rheen. Memaksa Saga dan Rheen menoleh bersamaan.
"Ayolah Pe. Aku berdoa bukan karena makanan kalian ribut." Gerutu Saga kesal.
"Brukkk..." Suara benturan badan besar 76 kg menghantam tembok.
Pepe tampak terlihat payah sekali. Kelopak mata memar dan tangan memegang pinggang sebelah kiri. Rasa-rasanya efek pukulan tangan dan telak terkena tendangan kaki kanan milik Riota.
Jumlah murid di kantin memang banyak. Hanya saja tidak ada yang berani melawan Riota. Berurusan dengannya, sama saja menyiapkan diri menerima skorsing. Baik dipihak benar atau salah alasan kita.