Metode Pembiasaan: Kolaborasi Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat
Keberhasilan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat terletak pada penerapan metode pembiasaan yang menyeluruh. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengadopsi pendekatan berbasis kesadaran, bermakna, dan menyenangkan untuk memastikan anak-anak merasakan manfaat langsung dari kebiasaan tersebut.
Implementasi gerakan ini mencakup peluncuran Senam Anak Indonesia Hebat dan album lagu bertema tujuh kebiasaan, yang bertujuan menarik minat anak-anak.
Selain itu, program ini melibatkan peran aktif keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pembelajaran utama. Pendekatan ini mencerminkan filosofi Ki Hajar Dewantara, yang menekankan pentingnya sinergi antara berbagai elemen pendidikan dalam membentuk karakter anak.
Membangun Generasi Emas 2045
Visi besar Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah menciptakan generasi emas pada tahun 2045 generasi yang unggul secara intelektual, memiliki karakter yang kokoh, dan mampu berkontribusi secara sosial. Kebiasaan seperti bangun pagi dan tidur cepat membantu menanamkan disiplin, sedangkan kebiasaan bermasyarakat membangun rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
Dalam perspektif Ki Hajar Dewantara, pendidikan karakter adalah fondasi bagi pembangunan bangsa. Generasi emas yang dirancang melalui gerakan ini diharapkan menjadi manusia seutuhnya sehat secara fisik, kreatif secara intelektual, dan peduli secara sosial. Dengan demikian, Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat memiliki akar yang kuat dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Prinsip asah, asih, dan asuh tercermin dalam kebiasaan yang ditanamkan dalam pendidikan. Asah mencerminkan kebiasaan gemar belajar dan bermasyarakat menumbuhkan keterampilan intelektual dan sosial. Asih sebagai kebiasaan beribadah dan bermasyarakat menanamkan kasih sayang serta empati kepada sesama. Dan Asuh merupakan kebiasaan makan sehat dan tidur cepat mencerminkan pola hidup yang mendukung pertumbuhan fisik dan mental.
Selain itu, pendekatan holistik yang melibatkan keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam gerakan ini mencerminkan konsep “trisentra pendidikan” Ki Hajar Dewantara. Dalam pendekatan ini, setiap elemen pendidikan memiliki tanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter anak.
Kesimpulan
Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah wujud nyata dari implementasi pendidikan karakter yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Dengan menanamkan kebiasaan positif sejak dini, gerakan ini diharapkan dapat menciptakan generasi emas Indonesia yang memiliki moralitas, intelektual, dan jiwa sosial yang kuat pada tahun 2045.