Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Saatnya Kita Ramai-Ramai Tanam (Makan) Pangan Lokal

15 Oktober 2024   10:42 Diperbarui: 16 Oktober 2024   07:46 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Pelatihan Pengohalan pangan Lokal (Umbi Talas/Lo'i) di Desa Timbazia, Ende-NTT. (Dokumentasi Pribadi)

Hal ini terjadi karena beras telah dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kemajuan. Namun, dengan semakin seringnya terjadi gagal panen akibat kekeringan, masyarakat perlu mulai mempertimbangkan kembali nilai pangan lokal sebagai bagian dari solusi ketahanan pangan.

Program-program pelatihan yang mengedukasi masyarakat mengenai manfaat pangan lokal, serta potensi ekonomi yang bisa dihasilkan dari pengolahan lo'i, menjadi langkah penting dalam mengatasi persepsi negatif ini. 

Jika masyarakat mulai melihat lo'i sebagai sumber pangan bergizi dan bernilai ekonomi tinggi, pola konsumsi dan cara pandang mereka terhadap pangan lokal dapat berubah.

Hasil Pelatihan Pengohalan pangan Lokal (Umbi Talas/Lo'i) di Desa Timbazia, Ende-NTT. (Dokumentasi Pribadi)
Hasil Pelatihan Pengohalan pangan Lokal (Umbi Talas/Lo'i) di Desa Timbazia, Ende-NTT. (Dokumentasi Pribadi)

Tanam dan Makan Pangan Lokal: Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Pengembangan pangan lokal seperti umbi talas tidak hanya memberikan solusi untuk masalah ketahanan pangan, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. 

Tanaman lo'i dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi tanah dan iklim, serta memerlukan lebih sedikit air dibandingkan dengan tanaman padi. Ini menjadikannya pilihan ideal dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin tidak menentu.

Diversifikasi pangan melalui pengembangan lo'i juga membantu mengurangi tekanan terhadap lahan pertanian yang selama ini terlalu bergantung pada tanaman padi. 

Dengan memanfaatkan potensi pangan lokal, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras impor dan meningkatkan kemandirian pangan daerah.

Kondisi perubahan iklim yang terus mengancam sektor pertanian di NTT memaksa kita untuk berpikir lebih jauh mengenai ketahanan pangan. Diversifikasi pangan melalui pengembangan lo'i sebagai pangan lokal alternatif dapat menjadi solusi yang efektif. 

Program-program pemberdayaan masyarakat, seperti yang dilakukan oleh STPM Santa Ursula dan Kelompok Tani Utu Ana di Desa Timbazia, menunjukkan bahwa dengan pendidikan dan pelatihan yang tepat, masyarakat dapat mengoptimalkan potensi lokal mereka untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Sudah saatnya kita ramai-ramai menanam dan mengonsumsi pangan lokal untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun