Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pengembangan Sorgum di NTT: Solusi Berkelanjutan bagi Ketahanan Pangan dan Energi

8 Oktober 2024   19:58 Diperbarui: 9 Oktober 2024   14:27 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan sorgum seluas 2 hektar milik petani Desa Kawalelo, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur (daratan), NTT (Kompas.id/19 Agustus 2022 )

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh A. C. Putra dan M. Rudiyanto (2019), sorgum telah terbukti menghasilkan bioetanol dengan efisiensi tinggi melalui proses fermentasi. Dedak sorgum manis, misalnya, dapat diolah dengan fermentasi enzimatik untuk menghasilkan etanol sebesar 20,88%. 

Alternatif lain adalah dengan menggunakan getah sorgum yang difermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae, menghasilkan alkohol dengan konsentrasi tertinggi sebesar 11,82%.

Ini menunjukkan bahwa sorgum tidak hanya memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga dapat berkontribusi dalam sektor energi terbarukan.

Pengembangan bioetanol berbasis sorgum juga sejalan dengan program energi pangan Indonesia, yang berupaya mengintegrasikan kebutuhan pangan dan energi dalam satu strategi pembangunan yang berkelanjutan. Dengan demikian, NTT dapat memainkan peran penting dalam upaya transisi energi nasional melalui pengembangan industri bioetanol berbasis sorgum.

Peran Pemerintah Daerah terhadap Pengembangan Sorgum

Pengembangan sorgum di NTT tidak dapat dipisahkan dari peran pemerintah daerah yang proaktif dalam memajukan agenda ini sebagai bagian dari kebijakan dan rencana strategis dalam rangka menjawab solusi ketahanan pangan dan energi.

Beberapa inisiatif yang telah dilakukan termasuk peningkatan luas lahan yang diperuntukkan bagi tanaman sorgum serta pemberian dukungan teknis dan finansial kepada para petani untuk menanam sorgum. 

Selain itu, pemerintah perlu mendorong kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga penelitian dan sektor swasta, untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman sorgum.

Dalam jangka panjang, pengembangan sorgum idak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan pangan lain dan bahan bakar fosil, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal, khususnya petani sorgum, melalui sektor energi terbarukan.

Dengan demikian, dalam konteks kebijakan nasional, pengembangan sorgum di NTT tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional dan di tingkat lokal, juga berkontribusi pada diversifikasi energi di tingkat nasional yang lebih ramah lingkungan.

Pengembangan Sorgum Berbasis Masyarakat untuk Peningkatan Nilai Ekonomi

Salah satu tantangan utama yang dihadapi NTT adalah tingginya tingkat kemiskinan, stunting, dan migrasi keluar negeri akibat kurangnya lapangan pekerjaan di daerah NTT.

Maka pengembangan sorgum berbasis masyarakat dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat, terutama para petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun