Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilkada, Janji Kampanye dan Solusi Pengangguran bagi Generasi Z

8 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 8 Oktober 2024   19:17 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilkada, Janji Kampanye dan Solusi Pengangguran Bagi Generasi Z

Debat perdana Pilkada Jakarta 2024 mempertemukan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yaitu Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun), dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel). 

Dalam debat ini, setiap pasangan menawarkan program-program unggulan yang berfokus pada isu-isu utama seperti transportasi, pemberdayaan sosial, hingga pengentasan pengangguran. 

Khususnya bagi Generasi Z, janji-janji politik ini seharusnya memberikan jawaban atas tantangan yang mereka hadapi di Jakarta, termasuk pengangguran dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

Dengan demikian seberapa relevan janji-janji kampanye tersebut dalam mengatasi masalah Gen Z, terutama terkait gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menghantam kota Jakarta.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Jakarta per Agustus 2023 mencapai 6,53 persen atau sekitar 355.000 orang pengangguran. Kelompok usia muda 15-29 tahun, yang mayoritas adalah Gen Z, menjadi kelompok yang paling terdampak dengan kontribusi sebesar 70,37 persen dari total pengangguran. 

Masalah ini diperburuk oleh gelombang PHK yang semakin meningkat, terutama di sektor teknologi dan industri tekstil. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, dari Januari hingga Juni 2024, sebanyak 32.064 tenaga kerja terkena PHK, naik 21,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Fenomena PHK ini, terutama di sektor startup berbasis teknologi, menunjukkan ketidakstabilan ekonomi yang masih berlangsung pasca pandemi Covid-19. Pandemi tidak hanya mengubah dinamika pasar kerja, tetapi juga mempercepat tren "tech winter" yang menyebabkan banyak perusahaan teknologi merumahkan karyawannya secara massal. 

Gen Z, yang dikenal sebagai generasi digital dan sangat terhubung dengan industri teknologi, terkena dampaknya secara langsung. Selain sektor teknologi, industri tekstil juga mengalami penurunan, sehingga banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan dan pesangon mereka tidak jelas.

Dalam konteks ini, janji-janji yang ditawarkan oleh para calon kepala daerah dalam debat Pilkada Jakarta 2024 menjadi penting untuk dilihat efektivitasnya. Apakah mereka mampu memberikan solusi yang komprehensif dan relevan bagi kebutuhan nyata Generasi Z?

Janji Kampanye Paslon: Solusi untuk Gen Z?

Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mengajukan beberapa program unggulan yang diharapkan dapat mengatasi pengangguran dan tantangan yang dihadapi Gen Z. Salah satu program yang paling relevan adalah pembentukan coworking space dan bantuan bagi Generasi Z yang terkena PHK. 

Inisiatif ini secara langsung bertujuan untuk menyediakan ruang kolaborasi dan ekosistem bagi para anak muda yang memiliki keterampilan digital namun belum mendapatkan pekerjaan tetap. Selain itu, RK juga berjanji menyediakan program pelatihan perempuan melalui Sekolah Politik Perempuan, yang bertujuan memberdayakan perempuan untuk berwirausaha dan melek politik. 

Konsep desentralisasi anggaran yang ditawarkan, yakni Rp 200 juta per RW per tahun, juga dapat memberikan peluang bagi masyarakat, termasuk anak muda, untuk berinovasi dalam membangun lingkungan mereka.

Namun, meskipun program coworking space ini terdengar menjanjikan, tantangannya terletak pada bagaimana program ini dapat menjangkau seluruh lapisan Gen Z yang tersebar di Jakarta. Terutama, mengingat fakta bahwa banyak dari mereka mungkin tidak memiliki akses langsung ke teknologi atau pelatihan yang diperlukan. Oleh karena itu, pelaksanaan program ini harus didukung oleh infrastruktur teknologi dan pendampingan yang kuat.

Sementara itu, pasangan Dharma-Kun menawarkan solusi yang menitikberatkan pada transformasi Jakarta menjadi pusat perekonomian nasional dengan memperkuat UMKM, ekonomi kreatif, dan pariwisata. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran di kalangan anak muda.

Dharma juga berjanji akan menghapus pajak bangunan bagi UMKM dan rumah makan, yang bisa mendorong lebih banyak wirausaha muda untuk berkembang. Namun, tanpa ada langkah konkret untuk mengatasi PHK massal di sektor teknologi dan tekstil, strategi ini mungkin hanya akan berdampak terbatas bagi Gen Z yang bekerja di sektor formal dan digital.

Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) mengusulkan program-program yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja baru dan perbaikan sistem transportasi. Salah satu program unggulan mereka adalah pengadaan job fair setiap tiga bulan di tingkat kecamatan untuk membuka lebih banyak peluang kerja bagi perempuan.

Selain itu, mereka berjanji akan mengembangkan balai latihan kerja di setiap kecamatan, yang juga diharapkan dapat membantu anak muda dalam meningkatkan keterampilan mereka. Program ini penting karena memberikan solusi nyata bagi Gen Z yang baru lulus atau sedang mencari pekerjaan, terutama di sektor informal.

Namun, terlepas dari komitmen mereka untuk menciptakan lapangan kerja, perlu ada kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana job fair ini akan diintegrasikan dengan sektor industri yang sedang bertransformasi, seperti teknologi. 

Selain itu, janji untuk memberikan transportasi gratis bagi golongan kurang mampu juga bisa membantu meringankan beban Gen Z yang sedang berjuang mencari pekerjaan. Namun, janji ini perlu diikuti dengan upaya yang lebih konkret untuk menciptakan stabilitas ekonomi di Jakarta.

Apakah Janji-Janji Ini Realistis?

Menimbang janji-janji yang ditawarkan ketiga paslon, beberapa di antaranya tampak realistis, sementara yang lain membutuhkan strategi lebih lanjut terkait implementasinya. 

Misalnya, gagasan Ridwan Kamil tentang coworking space mungkin bermanfaat bagi beberapa kalangan Gen Z, tetapi tidak menyentuh permasalahan struktural terkait PHK massal di sektor industri. 

Di sisi lain, janji Pramono Anung mengenai job fair dan pelatihan bersertifikat bisa membantu menekan angka pengangguran, tetapi perlu dipastikan bahwa pelatihan yang diberikan benar-benar relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

Efektivitas janji-janji kampanye ini akan sangat tergantung pada sejauh mana eksekusi program tersebut dilakukan secara nyata dan tepat sasaran. Gen Z yang terdampak PHK mengharapkan solusi yang tidak hanya temporer, tetapi juga mampu memberikan stabilitas jangka panjang dalam karir mereka. 

Harapan mereka adalah adanya kebijakan yang tidak hanya memberikan bantuan sementara, tetapi juga membuka akses yang lebih luas terhadap pekerjaan yang layak dan lingkungan ekonomi yang lebih stabil.

Sebagai generasi yang terdampak langsung oleh perubahan ekonomi dan teknologi, Gen Z membutuhkan kebijakan yang inklusif dan adaptif. Tantangan yang mereka hadapi saat ini tidak hanya berkaitan dengan pengangguran, tetapi juga ketidakpastian ekonomi dan kurangnya akses terhadap peluang yang relevan dengan keterampilan mereka.

Salah satu harapan terbesar Gen Z adalah adanya jaminan akses terhadap pelatihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Program pelatihan kerja berbasis digital, insentif untuk startup lokal, dan pembiayaan usaha kecil adalah beberapa inisiatif yang sangat dibutuhkan. 

Selain itu, pemerintah daerah perlu memastikan bahwa setiap inisiatif tersebut dapat diakses oleh seluruh anak muda, termasuk mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu atau yang tinggal di wilayah pinggiran Jakarta.

Jika mereka dapat melihat komitmen nyata dari calon pemimpin Jakarta untuk menanggulangi masalah pengangguran secara sistemik, kepercayaan mereka terhadap proses politik dan masa depan Jakarta akan meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun