Keberadaan bunker di tempat-tempat strategis seperti Bukit Sangatoro dan Okisato menunjukkan betapa seriusnya Jepang dalam mempertahankan wilayah ini.Â
Selain itu, bunker-bunker ini juga digunakan untuk pertemuan dan apel pagi, menjadikannya sebagai pusat kegiatan militer Jepang di Nagekeo.
Pembangunan bunker di Nagekeo tidak dapat dipisahkan dari sejarah pendudukan Jepang di Indonesia. Wilayah ini menjadi saksi bisu dari upaya militer Jepang untuk memperkuat kekuasaan mereka di kawasan Asia Tenggara.Â
Meskipun Jepang akhirnya kalah dalam perang, keberadaan bunker-bunker ini menjadi bukti nyata dari jejak mereka di Nagekeo.
Kondisi Terkini dan Tantangan Pengembangan Wisata Sejarah
Sayangnya, meskipun memiliki nilai sejarah yang tinggi, banyak bunker di Nagekeo saat ini dalam kondisi tidak terawat.Â
Masalah kepemilikan tanah dan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah menjadi tantangan utama dalam upaya pelestarian dan pengembangan situs-situs ini sebagai destinasi wisata sejarah.Â
Bunker Jepang di Sangatoro, misalnya, meskipun sering dikunjungi wisatawan, kondisi perawatannya masih belum optimal.
Kondisi ini sangat disayangkan mengingat potensi besar yang dimiliki situs-situs ini sebagai destinasi wisata sejarah.Â
Dengan perawatan yang tepat, bunker-bunker ini dapat menarik lebih banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.Â
Wisatawan yang tertarik dengan sejarah Perang Dunia II dan kehadiran Jepang di Indonesia dapat menjadikan Nagekeo sebagai salah satu tujuan utama mereka.Â