Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kelimpahan Cadangan Tenaga Kerja dan Senja Kala Minat Gen Z pada Sektor Pertanian

5 Agustus 2024   21:09 Diperbarui: 8 Agustus 2024   13:41 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Selain itu, warisan lahan yang terbagi dalam setiap generasi membuat luas lahan yang dimiliki semakin kecil, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Keterbatasan akses lahan juga diperparah oleh ketidakjelasan status kepemilikan lahan, yang sering kali menghambat petani muda untuk menyewa atau membeli lahan yang mereka butuhkan. 

Modal awal yang besar dan terbatasnya akses pengetahuan serta teknologi juga menjadi hambatan besar bagi petani muda. Biaya tinggi untuk memulai usaha pertanian dan risiko pasar yang tidak stabil membuat banyak petani muda kesulitan untuk bertahan. 

Panjangnya rantai pasok sering kali merugikan petani karena mereka hanya mendapatkan sebagian kecil dari harga akhir produk di pasar. Hal ini menunjukkan perlunya peran pemerintah dalam menstabilkan harga dan memberikan perlindungan harga bagi petani.

Intervensi Kebijakan dan Kolaborative Governance

Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendukung dan mendorong generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian. 

Salah satu langkah penting adalah reforma agraria yang serius, dengan mendistribusikan lahan yang terkonsentrasi pada segelintir pihak dan menyediakan basis data penyewaan lahan. 

Platform digital yang menghubungkan pemilik lahan dengan petani muda dapat membantu mempermudah akses ke lahan. Investasi teknologi dan kemitraan dengan sektor swasta juga sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan akses pasar bagi petani muda. 

Peningkatan kesejahteraan petani juga harus menjadi fokus kebijakan pertanian, dengan memberikan subsidi untuk adopsi teknologi, akses ke lahan, serta pembenahan tata kelola pangan untuk mengurangi informasi pasar yang tidak simetris.

Perguruan tinggi perlu mengembangkan kurikulum pertanian dan berkelanjutan serta melakukan penelitian yang relevan dengan kebutuhan lokal untuk mendukung inovasi dalam sektor pertanian.

Lembaga keuangan harus menyediakan produk pembiayaan yang disesuaikan dengan karakteristik musiman dari sektor pertanian, memberikan fleksibilitas dalam pembayaran untuk petani muda. 

Karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan lembaga keuangan sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi sektor pertanian. Kerja sama ini akan membantu mengatasi tantangan seperti rendahnya lapangan kerja, perubahan iklim dan krisis sosial ekonomi.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun