Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Visi dan Misi Politik, Prioritas Hak dan Kesejahteraan Anak di Indonesia

24 Juli 2024   07:20 Diperbarui: 24 Juli 2024   10:15 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Visi dan Misi Politik, Prioritas Hak dan Kesejahteraan Anak di Indoensia

Anak adalah individu yang memiliki hak-hak asasi manusia universal serta hak-hak khusus yang harus dilindungi dan dihormati. Mereka bukan hanya sekadar tanggung jawab orang tua, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat dan negara. 

Anak-anak merupakan aset berharga yang akan menjadi penerus bangsa dan memainkan peran penting dalam pembangunan dan kemajuan negara di masa depan. Oleh karena itu, memastikan pemenuhan hak-hak mereka dan perlindungan dari segala bentuk ancaman menjadi tugas bersama.

Sebagai aset masa depan keluarga, anak-anak membawa harapan dan cita-cita yang akan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka diharapkan untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat, berpendidikan, dan berakhlak mulia, yang nantinya dapat memberikan kontribusi positif bagi keluarga dan masyarakat. 

Anak-anak tidak hanya mewakili kelangsungan garis keturunan, tetapi juga membawa potensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup keluarga di masa depan.

Namun, dalam kenyataannya, anak-anak di Indonesia menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang signifikan. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah akses terhadap pendidikan yang memadai. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, hampir 22% anak di Indonesia tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, tidak memenuhi tuntutan Wajib Belajar 12 Tahun. 

Faktor ekonomi sering kali menjadi alasan utama, dimana anak-anak dianggap cukup umur untuk membantu orang tua mencari penghasilan. Kondisi ini tidak hanya menghambat potensi mereka, tetapi juga mencerminkan tingginya angka pekerja dan perkawinan di bawah umur.

Selain itu, kekerasan terhadap anak masih menjadi masalah serius di Indonesia. Banyak kasus pelecehan seksual terhadap anak yang tidak dilaporkan, serta tingginya angka perundungan dan pelanggaran data pribadi anak di dunia maya. 

Paparan konten kekerasan di internet juga menjadi ancaman yang perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi harus menjadi prioritas untuk memastikan mereka dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan sehat.

Di bidang kesehatan, masalah stunting dan obesitas menjadi tantangan besar bagi anak-anak Indonesia. Tingginya angka konsumsi gula, terutama dalam bentuk minuman manis, berkontribusi pada peningkatan kasus obesitas pada anak. 

Data UNICEF menunjukkan bahwa pada tahun 2018, 1 dari 5 anak usia sekolah di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Di sisi lain, penurunan angka stunting masih berjalan lambat, menunjukkan perlunya upaya yang lebih intensif dalam meningkatkan gizi anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun