Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Transportasi Udara dan Kebijakan Ekonomi Neoliberal

23 Juli 2024   10:53 Diperbarui: 23 Juli 2024   10:58 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tiket Pesawat. Sumber Gambar:  (KOMPAS.com/KREATIVE)

Harga tiket ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk biaya operasional maskapai, harga bahan bakar, dan pajak bandara. Selain itu, biaya pemeliharaan dan perawatan pesawat, serta beban biaya infrastruktur bandara, turut berkontribusi pada harga tiket yang tinggi. 

Maskapai penerbangan sering kali menetapkan tarif premium untuk layanan di kelas bisnis dan eksekutif, serta untuk penerbangan pada musim puncak atau waktu tertentu yang memerlukan biaya lebih tinggi.

Meskipun banyak konsumen yang menganggap harga tiket yang tinggi sebagai suatu hal yang wajar mengingat kenyamanan dan kecepatan yang ditawarkan, hal ini dapat menjadi kendala bagi sebagian orang. 

Bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas, biaya tiket pesawat yang mahal seringkali menjadi pertimbangan utama. 

Akibatnya, beberapa konsumen mungkin memilih angkutan laut atau darat sebagai alternatif yang lebih terjangkau meskipun perjalanan mereka memerlukan waktu lebih lama. 

Kesimbangan antara biaya dan keuntungan adalah faktor penting yang mempengaruhi keputusan perjalanan, dan sering kali menjadi topik perdebatan di kalangan pelancong dan industri perjalanan.

Mahalnya Harga Tiket dan Kebijakan Ekonomi Neoliberal

Mahalnya harga tiket transportasi udara merupakan salah satu konsekuensi dari kebijakan ekonomi neoliberal dan kapitalisme transportasi yang diterapkan dalam industri penerbangan. 

Ekonomi neoliberal, yang mengutamakan liberalisasi pasar dan pengurangan peran pemerintah dalam ekonomi, mendorong persaingan pasar yang ketat dan penetapan harga berdasarkan prinsip pasar bebas. 

Dalam konteks industri penerbangan, ini berarti bahwa tarif tiket pesawat ditentukan oleh mekanisme pasar dan tidak selalu mencerminkan biaya operasional secara langsung.

Dalam sistem kapitalisme transportasi, maskapai penerbangan beroperasi sebagai entitas profit-oriented yang bertujuan memaksimalkan laba. Biaya operasional yang tinggi, termasuk harga bahan bakar, biaya pemeliharaan pesawat, dan infrastruktur bandara, sering kali diteruskan kepada penumpang melalui harga tiket yang tinggi. 

Selain itu, dalam rangka mengoptimalkan keuntungan, maskapai seringkali menerapkan model harga dinamis, di mana harga tiket dapat meningkat secara signifikan selama periode puncak permintaan atau untuk kelas layanan premium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun