Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi Nikel di Indonesia

22 Juli 2024   07:10 Diperbarui: 22 Juli 2024   08:45 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi Nikel di Indonesia

Indonesia, negara kaya sumber daya alam, telah mengembangkan strategi hilirisasi untuk memperkuat posisi ekonominya di panggung global. 

Strategi ini terutama difokuskan pada sektor mineral, termasuk nikel, yang merupakan komponen penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik. 

Kebijakan hilirisasi didukung oleh regulasi seperti UU Nomor 3 Tahun 2020 yang bertujuan meningkatkan nilai tambah ekspor, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat industri dalam negeri.

Dalam sektor nikel, pemerintah telah melarang ekspor bijih nikel mentah dan mendorong pembangunan smelter dalam negeri. 

Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014 dan Nomor 11 Tahun 2019 mengatur larangan ekspor bijih nikel dengan kadar di bawah 1,7%. 

Pembangunan smelter di dalam negeri bertujuan meningkatkan nilai tambah ekonomi dan memanfaatkan kekayaan alam untuk proses produksi baterai kendaraan listrik.

PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) di Morowali, Sulawesi Tengah, merupakan salah satu perusahaan yang terlibat dalam hilirisasi nikel. 

Sejak didirikan pada 2019 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2021, PT GNI telah menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang canggih dan efisien, mampu menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 2.000.000 metrik ton. 

Produk PT GNI, seperti ferronikel, digunakan dalam pembuatan baja tahan karat, superkonduktor, dan stainless steel, yang mendukung berbagai industri termasuk listrik dan medis.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk feronikel Indonesia pada Januari-Agustus 2022 mencapai USD 8,76 miliar, hampir dua kali lipat dari 2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun