Ekspor nikel dan barang olahannya juga meningkat tajam, menempatkan Indonesia sebagai eksportir nikel terkuat di dunia.Â
Laporan USGS menyatakan Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia pada 2022 dengan total produksi mencapai 1,6 juta metrik ton.
Kontribusi PT GNI tidak hanya meningkatkan daya saing industri nikel Indonesia tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, khususnya di Morowali Utara dan Sulawesi Tengah.
Pada kuartal III-2023, ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh 12,69% dibandingkan kuartal sebelumnya, dengan kontribusi terbesar dari industri pengolahan nikel.Â
Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam ekonomi daerah, dengan hilirisasi nikel sebagai pilar utama.
PT GNI juga memberikan dampak positif dalam penyerapan tenaga kerja dengan lebih dari 10.000 tenaga kerja yang terlibat dalam operasional smelter.Â
Jumlah ini diproyeksikan akan terus bertambah dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja lokal mencapai 60.000 orang.Â
PT GNI berkomitmen pada kesejahteraan pekerja dengan menerapkan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang tinggi, membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), dan berkolaborasi dengan Kementerian Tenaga Kerja.
Selain itu, PT GNI aktif dalam pemberdayaan masyarakat lokal melalui program pelatihan vokasi dan manajemen keuangan untuk UMKM sekitar smelter.Â
Kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar membantu meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal.
Program CSR PT GNI meliputi peningkatan fasilitas edukasi, kesadaran kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan gratis di desa sekitar smelter.Â