Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Apakah AI Merusak Kreativitas?

24 Juli 2024   13:29 Diperbarui: 24 Juli 2024   14:51 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Artificial Intelligence (SHUTTERSTOCK/SOMYUZU) via Kompas.com

Apakah AI Merusak kreativitas?

Transformasi tekologi AI telah mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Potensi AI dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan menawarkan berbagai manfaat. 

Contoh penerapannya termasuk sistem tutor cerdas, aplikasi ELSA Speak untuk umpan balik pengucapan bahasa Inggris, dan platform seperti ChatGPT dalam penyelesaian artikel dan tugas kuliah.

Teknologi AI ini memungkinkan pembelajaran adaptif yang menyesuaikan pengalaman belajar siswa berdasarkan data individual, penilaian otomatis yang cepat dan akurat, serta personalisasi pembelajaran yang menyediakan materi relevan dan umpan balik tepat waktu. 

Selain itu, AI juga dapat meringankan beban administratif guru, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada interaksi langsung dengan siswa dan pengembangan kurikulum. Platform pembelajaran berbasis AI juga memungkinkan pembelajaran jarak jauh yang lebih fleksibel dan mudah diakses, terutama penting di masa pandemi.

Di lingkungan sekolah atau kampus, penggunaan AI (khususnya perangkat Generative AI/GenAI, seperti ChatGPT) sebagai alat bantu mengerjakan tugas sudah menjadi hal yang lumrah. Survei Tirto bersama Jakpat menunjukkan sebanyak 86,21 persen responden mengaku menggunakan bantuan AI untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Demikian penggunaan AI menawarkan berbagai manfaat yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan. AI digunakan untuk menyederhanakan berbagai tugas dan pekerjaan, memberikan waktu yang lebih untuk menyelesaikan tugas lain secara cepat dan efektif.

Meskipun AI menawarkan berbagai manfaat, dampak negatif dari penggunaannya tidak bisa diabaikan. AI dapat mengurangi kedekatan antara pendidik dan peserta didik, karena hubungan yang harmonis antara mereka menjadi terjarak akibat aplikasi yang memaksakan adanya pekerjaan sistem individual. 

Banyak akademisi yang menggunakan AI demi mendapatkan tunjangan apresiasi publikasi. Selain itu, masih banyak pendidik yang tidak melakukan pengembangan diri karena ketergantungan pada AI. Ini sangat tidak sebanding dengan manfaat dan tujuan pendidikan. 

Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter dan hubungan emosional antara pendidik dan peserta didik. Penggunaan AI yang berlebihan dapat merusak esensi ini, mengurangi interaksi manusiawi yang esensial dalam proses pembelajaran, juga termasuk dengan kreativitas dan integritas dalam pendidikan.

Pendidikan juga tidak hanya soal seberapa cepat administrasi dapat diselesaikan. Nilai utama dari pendidikan adalah pembinaan serta pengayoman generasi yang akan menjadi makhluk sosial yang berfungsi dengan baik di masyarakat. Hal ini seharusnya menjadi fokus utama pendidikan, bukan sekadar mengejar efisiensi.

Pemanfaatan AI dalam pendidikan sejatinya dalah keseimbangan yang bijak antara teknologi dan kehadiran manusia, serta regulasi yang cermat. Keseimbangan ini diperlukan untuk memastikan bahwa AI diintegrasikan dengan benar dan memberikan manfaat tanpa menimbulkan risiko yang tidak diinginkan. 

Penggunaan AI yang bijak dapat memberikan keuntungan besar dalam pendidikan, tetapi jika tidak diatur dengan baik, dapat menimbulkan dampak negatif yang serius.

Dampak lainnya bahwa, di era penggunaan AI yang pesat, kekhawatiran atas jaminan privasi juga semakin meningkat. Kejadian hacker yang membobol data keamanan nasional menunjukkan betapa rentannya data instrumen kelembagaan pendidikan.

Kemampuan AI untuk mengumpulkan data siswa, mahasiswa, guru, dosen, akademisi peneliti, dan praktisi membuka peluang data mereka bocor jika tidak diamankan secara regulasi negara. 

Penyalahgunaan data ini menjadi ancaman besar bagi privasi dan integritas pendidikan. Pendidik kini termanjakan hingga merasa sudah mengabaikan kode etik pendidikan. Ini menghantui masa depan generasi bangsa yang berintegritas.

Kesimpulan

Ketergantungan atau menyerahkan sepenuhnya pekerjaan dan tugas pada AI dapat menghambat pengembangan diri, kreativitas pendidik, mengurangi inisiatif peserta didik untuk berinovasi dan berpikir kreatif.  

AI semakin menggantikan tingkah moralitas dalam transfer ilmu, mengurangi kecerdasan diri, menjadi pasif dan kereativitas mati dan tidak berfungsi.Hal ini sangat tidak sebanding dengan manfaat dan tujuan pendidikan.

Dengan demikian, penggunaan AI dalam pendidikan harus diatur dengan bijak dan seimbang. AI tidak boleh menggantikan peran manusia sepenuhnya dalam pendidikan. Integritas dan privasi harus dijaga dengan ketat agar pendidikan dapat mencetak generasi yang cerdas, berintegritas, dan kreatif. 

Jadikan AI sebagai alat yang dapat membantu, bukan tujuan dan tetapi tidak boleh menjadi pengganti yang merusak esensi pendidikan.

Interaksi langsung antara (maha)siswa dengan guru/dosen dalam mendukung perkembangan diri tidak boleh tergantikan sepenuhnya, karena pendidikan yang sejati melibatkan pembentukan karakter dan hubungan emosional yang mendalam antara pendidik dan peserta didik.

Yang perlu diingat AI adalah alat yang dapat membantu, tetapi tidak boleh menjadi pengganti yang merusak esensi pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun