Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Apakah AI Merusak Kreativitas?

24 Juli 2024   13:29 Diperbarui: 24 Juli 2024   14:51 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Artificial Intelligence (SHUTTERSTOCK/SOMYUZU) via Kompas.com

Pemanfaatan AI dalam pendidikan sejatinya dalah keseimbangan yang bijak antara teknologi dan kehadiran manusia, serta regulasi yang cermat. Keseimbangan ini diperlukan untuk memastikan bahwa AI diintegrasikan dengan benar dan memberikan manfaat tanpa menimbulkan risiko yang tidak diinginkan. 

Penggunaan AI yang bijak dapat memberikan keuntungan besar dalam pendidikan, tetapi jika tidak diatur dengan baik, dapat menimbulkan dampak negatif yang serius.

Dampak lainnya bahwa, di era penggunaan AI yang pesat, kekhawatiran atas jaminan privasi juga semakin meningkat. Kejadian hacker yang membobol data keamanan nasional menunjukkan betapa rentannya data instrumen kelembagaan pendidikan.

Kemampuan AI untuk mengumpulkan data siswa, mahasiswa, guru, dosen, akademisi peneliti, dan praktisi membuka peluang data mereka bocor jika tidak diamankan secara regulasi negara. 

Penyalahgunaan data ini menjadi ancaman besar bagi privasi dan integritas pendidikan. Pendidik kini termanjakan hingga merasa sudah mengabaikan kode etik pendidikan. Ini menghantui masa depan generasi bangsa yang berintegritas.

Kesimpulan

Ketergantungan atau menyerahkan sepenuhnya pekerjaan dan tugas pada AI dapat menghambat pengembangan diri, kreativitas pendidik, mengurangi inisiatif peserta didik untuk berinovasi dan berpikir kreatif.  

AI semakin menggantikan tingkah moralitas dalam transfer ilmu, mengurangi kecerdasan diri, menjadi pasif dan kereativitas mati dan tidak berfungsi.Hal ini sangat tidak sebanding dengan manfaat dan tujuan pendidikan.

Dengan demikian, penggunaan AI dalam pendidikan harus diatur dengan bijak dan seimbang. AI tidak boleh menggantikan peran manusia sepenuhnya dalam pendidikan. Integritas dan privasi harus dijaga dengan ketat agar pendidikan dapat mencetak generasi yang cerdas, berintegritas, dan kreatif. 

Jadikan AI sebagai alat yang dapat membantu, bukan tujuan dan tetapi tidak boleh menjadi pengganti yang merusak esensi pendidikan.

Interaksi langsung antara (maha)siswa dengan guru/dosen dalam mendukung perkembangan diri tidak boleh tergantikan sepenuhnya, karena pendidikan yang sejati melibatkan pembentukan karakter dan hubungan emosional yang mendalam antara pendidik dan peserta didik.

Yang perlu diingat AI adalah alat yang dapat membantu, tetapi tidak boleh menjadi pengganti yang merusak esensi pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun