Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Kepala Daerah dan Tantangan Peningkatan Daya Saing Daerah

10 Juli 2024   17:10 Diperbarui: 12 Juli 2024   02:51 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Pembangunan daerah. (Kompas.id/Supriyanto)

Kelapa Daerah dan Tantangan Peningkatan Daya Saing Daerah

Pemilihan kepala daerah merupakan salah satu momen penting dalam dinamika politik Indonesia. Suhu politik mulai menghangat meskipun masih ada waktu hingga 22 September 2024 bagi para bakal calon kepala daerah untuk ditetapkan sebagai pasangan calon, sesuai Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2024. 

Gelagat dan manuver dari para bakal calon serta partai politik mulai terlihat jelas. Wajah-wajah calon pemimpin daerah tampil dalam baliho dan pamflet besar, berita media, serta pencitraan di media sosial. Mereka mengekspresikan hasrat atas kekuasaan, berharap dapat memimpin dan membawa perubahan positif bagi daerahnya.

Pemilihan kepala daerah ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang untuk pergantian struktur dan kepemimpinan, tetapi juga sebagai pintu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh kepala daerah terpilih adalah bagaimana meningkatkan daya saing daerah. Tantangan ini sangat relevan mengingat data menunjukkan bahwa penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah daerah di level kabupaten atau kota hanya mencapai 41 persen, sebuah angka yang masih sangat rendah.

Optimalisasi Belanja Produk Lokal

Optimalisasi belanja produk lokal menjadi salah satu langkah strategis yang harus dilakukan oleh kepala daerah. Dengan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dalam proses serapan anggaran, diharapkan akan ada peningkatan pendapatan dan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat. 

Namun, realita menunjukkan bahwa banyak daerah masih lebih memilih produk impor. Ini bukan hanya sebuah ironi, tetapi juga sebuah tantangan besar yang harus segera diatasi. Penggunaan produk impor oleh pemerintah daerah mencerminkan kurangnya komitmen dan kesadaran akan pentingnya mendukung produk lokal.

Penggunaan produk impor oleh pemerintah daerah tidak hanya merugikan dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi kompetitif. Setiap rupiah yang dibelanjakan untuk produk impor sebenarnya adalah pengeluaran yang tidak memberikan manfaat langsung bagi perekonomian dalam negeri. 

Dana yang seharusnya bisa menjadi stimulus bagi industri lokal justru mengalir keluar negeri. Ini berarti bahwa manfaat ekonomi yang diharapkan tidak sepenuhnya terealisasi. Lebih dari itu, penggunaan produk impor juga memperlihatkan kurangnya kepercayaan pada kualitas produk dalam negeri.

Memprioritaskan produk dalam negeri dalam belanja anggaran adalah langkah konkret yang dapat dilakukan oleh kepala daerah untuk meningkatkan daya saing daerah. 

Ketika pemerintah daerah membeli produk-produk lokal, uang yang dikeluarkan akan kembali menjadi pendapatan negara dan memberikan manfaat bagi ekonomi dalam negeri. 

Ini akan menciptakan siklus ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Selain itu, mendukung produk lokal juga berarti mendukung lapangan kerja dan industri dalam negeri. Ini akan memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat.

Dengan demikian, perubahan pola belanja pemerintah daerah menjadi hal yang sangat mendesak. Jika pola belanja yang masih bergantung pada produk impor tidak diubah, maka yang akan mendapatkan manfaat adalah negara lain. 

Kepala daerah harus lebih proaktif dalam mengidentifikasi dan mendukung produk lokal yang berkualitas. Dengan membeli produk-produk lokal, tidak hanya akan meningkatkan daya saing daerah, tetapi juga akan membantu dalam menciptakan ekonomi yang lebih mandiri dan berdaya saing tinggi.

Ilustrasi. Sumber Gambar: https://dpmptsp.acehprov.go.id
Ilustrasi. Sumber Gambar: https://dpmptsp.acehprov.go.id

Peringkat Kompetitif dan Persaingan Global

Dalam konteks global, Indonesia berada di peringkat ke-27 berdasarkan World Competitiveness Ranking. Ini menunjukkan bahwa kondisi Indonesia sebenarnya cukup baik dibandingkan dengan negara lain dalam hal kompetitif (tirto.id, 10 Juli 2024). 

Namun, masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peringkat ini. Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah dengan mempercepat berbagai aspek, termasuk pelayanan publik dan mobilitas barang. 

Dalam persaingan global, bukan negara besar yang akan mengalahkan negara kecil, tetapi negara yang lebih cepat akan mengalahkan mereka yang lebih lambat.

Kecepatan menjadi kunci utama dalam persaingan global. Negara yang lebih cepat dalam berbagai aspek, termasuk dalam pelayanan publik dan mobilitas barang, akan memiliki keunggulan kompetitif yang lebih tinggi. 

Kepala daerah harus memahami bahwa kecepatan dalam pelayanan publik dan efisiensi dalam penggunaan anggaran akan memberikan dampak yang signifikan terhadap daya saing daerah. Dengan menjadi lebih cepat dan efisien, daerah akan lebih mampu bersaing di kancah global.

Kesimpulan

Tantangan peningkatan daya saing daerah merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi setiap kepala daerah. Optimalisasi belanja produk lokal, perubahan pola belanja, dan kecepatan dalam pelayanan publik menjadi langkah-langkah strategis yang harus dilakukan. 

Dengan memprioritaskan produk dalam negeri, tidak hanya akan meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga akan menciptakan siklus ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. 

Selain itu, kecepatan dalam berbagai aspek akan menjadi kunci utama dalam persaingan global. Kepala daerah yang mampu memahami dan menerapkan strategi ini akan mampu membawa daerahnya menjadi lebih kompetitif dan sejahtera. 

Tantangan ini bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi dengan komitmen dan strategi yang tepat, peningkatan daya saing daerah bukanlah hal yang tidak mungkin tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun