Gerakan Menuju Fashion Berkelanjutan
Dalam era modern, gaya hidup manusia sering kali tercermin dalam perubahan yang cepat dalam gaya rambut, busana, sepatu, jaket, dan aksesori lainnya.Â
Perubahan ini merupakan ekspresi individualitas dan juga menjadi bagian dari dinamika sosial yang dipengaruhi oleh media massa digital.Â
Industri fashion, sebagai salah satu elemen utama dalam transformasi ini, terus menghadapi tantangan untuk tetap relevan sambil mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya.
Dalam industri fashion, perubahan yang dinamis diwakili oleh dua paradigma utama: fast fashion dan slow fashion.Â
Fast fashion, dengan fokus pada produksi massal dengan biaya rendah dan siklus pembaruan produk yang cepat, telah menjadi motor utama dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu haus akan tren baru.Â
Namun, model bisnis ini sering kali dikritik karena menekan upah buruh dan menciptakan limbah tekstil yang signifikan.Â
Di sisi lain, slow fashion menekankan pada kualitas, keberlanjutan, dan daya tahan produk.Â
Pendekatan ini berfokus pada penggunaan bahan-bahan berkualitas tinggi yang tahan lama dan tidak mudah terpengaruh oleh perubahan tren mode yang cepat.
Kritik terhadap fast fashion telah mendorong munculnya gerakan ethical fashion, yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif industri fashion terhadap manusia, hewan, dan lingkungan.Â