Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dari semua pihak yang terlibat. Keterlibatan penyedia layanan dalam menjaga keamanan sistem sangat penting untuk memastikan bahwa standar keamanan yang ketat diterapkan secara konsisten.
Kesimpulan
Serangan ransomware terhadap PDNS 2 di Surabaya mengungkap berbagai kelemahan dalam manajemen keamanan siber di Indonesia.Â
Ketidakmampuan pemerintah dalam merespons ancaman siber, kurangnya koordinasi antar lembaga, ketidakpatuhan terhadap prosedur backup data, serta pendekatan reaktif dalam menangani ancaman siber menunjukkan perlunya reformasi mendalam dalam kebijakan dan implementasi keamanan siber.
Untuk mengatasi kelemahan ini, Indonesia perlu memperkuat kerangka kebijakan keamanan siber dengan melibatkan semua pemangku kepentingan sejak tahap perencanaan dan pembangunan infrastruktur hingga pemeliharaan dan pengawasan.
Kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, penyedia layanan, dan ahli keamanan siber sangat penting untuk memastikan standar keamanan yang lebih tinggi dan tindakan preventif yang efektif.
Selain itu, peningkatan kapasitas dan kesadaran akan pentingnya keamanan siber di tingkat instansi harus menjadi prioritas. Ini bisa dicapai melalui pelatihan, edukasi, dan regulasi yang lebih ketat untuk memastikan bahwa semua instansi mematuhi prosedur keamanan yang diperlukan.Â
Dengan belajar dari insiden ini, Indonesia dapat memperkuat sistem pertahanan sibernya dan melindungi data serta layanan publik dari ancaman di masa depan.
Pembelajaran dari insiden ini harus mendorong upaya yang lebih komprehensif dan terkoordinasi dalam menghadapi ancaman siber. Dengan demikian, Indonesia dapat membangun pertahanan siber yang lebih tangguh dan responsif, mengurangi risiko serangan di masa depan, dan memastikan keamanan data serta layanan publik yang lebih baik.
Referensi:Â