Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Saling Lempar Bola Ransomware: Kecelakaan atau Kebodohan Nasional?

29 Juni 2024   12:39 Diperbarui: 29 Juni 2024   13:06 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat bersama Komisi I DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6/2024). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

Saling Lempar Bola Ransomware: Kecelakaan atau Kebodohan Nasional?

Pada Kamis, 27 Juni 2024, Komisi I DPR RI mengadakan rapat kerja untuk merespons serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Pertemuan ini mengundang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta perwakilan Telkom Sigma selaku pengelola PDNS. 

Dalam rapat tersebut, TB Hasanuddin mempertanyakan apakah insiden ini merupakan kecelakaan atau kebodohan nasional. Ia mengkritik BSSN yang sering melaporkan serangan tanpa tindakan signifikan, menyebutkan bahwa Komisi I telah menerima 26 laporan keamanan siber.

Hasanuddin mendesak pemerintah untuk melakukan digital forensik guna mengidentifikasi pelaku serangan dan menekankan pentingnya langkah pencegahan agar proyek PDN tidak terus menjadi sasaran serangan siber. 

Sementara itu, Menkominfo Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa setidaknya 239 kementerian/lembaga/instansi daerah terdampak oleh serangan ini. Meskipun fasilitas backup data tersedia, tidak semua instansi melakukan backup secara rutin, yang menyebabkan lambatnya pemulihan data di banyak daerah.

Ketidakpatuhan dalam melakukan backup data disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keterbatasan anggaran dan kesulitan dalam menjelaskan kebutuhan tersebut kepada lembaga audit. 

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas kebijakan dan implementasi prosedur keamanan data di tingkat instansi. Dari 239 instansi terdampak, hanya 44 daerah yang mampu melakukan pemulihan cepat karena memiliki backup data yang memadai.

Kepala BSSN Hinsa Siburian menyatakan bahwa lembaganya tidak dilibatkan dalam pembangunan PDN sejak awal. Ia mengungkapkan bahwa BSSN hanya dilibatkan setelah PDN selesai dibangun, dengan peran terbatas pada asistensi dan monitoring. 

Kritik muncul dari anggota Komisi I DPR, Sturman Panjaitan, yang mempertanyakan alasan tidak dilibatkannya BSSN sejak awal pembangunan untuk memastikan keamanan.

Ketua Komisi I, Meutya Hafid, menyoroti kelalaian dari PT Telkom yang mungkin menyebabkan malware masuk ke sistem PDNS. Direktur Network & IT Solution Telkom Group, Herlan Wijanarko, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil audit forensik dari BSSN. 

Hasil sementara menunjukkan belum ada kebocoran data akibat serangan tersebut, meskipun analisis lebih lanjut diperlukan untuk memastikan tidak ada data yang dieksfiltrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun