Kiat Menyiasati Mahalnya Harga Pupuk
Belakangan ini, harga pupuk di pasaran melonjak tajam, menempatkan petani pada situasi yang sulit. Jika pupuk tidak dibeli, produktivitas tanaman pasti akan menurun, yang akhirnya akan menyebabkan penurunan pendapatan.Â
Pemulihan tanaman ke kondisi normal setelah penurunan produktivitas akan memakan waktu lama dan biaya besar. Namun, jika kita memutuskan untuk membeli pupuk dengan harga tinggi, belum tentu pupuk tersebut tersedia di pasaran, padahal tanaman harus segera dipupuk.
Untuk memahami biaya pemupukan, mari kita ambil contoh kebun tomat seluas satu hektar. Berdasarkan dosis anjuran, pupuk N-P-K yang dibutuhkan adalah 150 kg SP-36, 200 kg urea, dan 100 kg KCl. Total kebutuhan pupuk untuk satu hektar kebun tomat adalah 450 kg.
Saat ini, harga pupuk SP-36 adalah Rp2.400 per kilogram, urea Rp2.250 per kilogram, dan KCl Rp9.500 per kilogram. Jadi, total biaya untuk pemupukan satu hektar kebun tomat adalah Rp1.760.000.
Meramu Pupuk Sendiri
Untuk menghemat biaya pemupukan, para petani hortikultura skala menengah atau besar biasanya membuat ramuan pupuk sendiri. Mereka menggunakan bahan baku organik atau hasil pertanian sebagai bahan utama.Â
Dengan meramu pupuk sendiri, para petani tidak hanya dapat menekan biaya, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya fluktuatif di pasaran.Â
Strategi ini tidak hanya bermanfaat dari segi ekonomi, tetapi juga membantu meningkatkan keberlanjutan pertanian dengan penggunaan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.Â
Dalam situasi harga pupuk yang tidak menentu, inovasi dan kemandirian dalam pembuatan pupuk bisa menjadi solusi praktis dan efektif bagi para petani.
#Meramu Pupuk Organik Padat dengan Kandungan NPK
pupuk organik padat yang kaya akan nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dapat dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai bahan organik yang mengandung unsur-unsur tersebut.Â
Meramu