Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agresifitas Kolektif dalam Kasus Kekerasan Massa di Jawa Tengah

19 Juni 2024   21:42 Diperbarui: 19 Juni 2024   22:33 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://sinarlampung.co

Alih-alih mengevaluasi situasi secara rasional, massa cenderung bereaksi dengan cara yang agresif, mengarahkan amarah mereka pada individu yang dituduh tanpa bukti yang cukup.

Perilaku Agresifitas Kolektif Cerminan Kekurangan dalam Pendidikan: Mengelola Emosi dan Memahami Kebahagiaan

Selain manifestasi dari frustasi sosial, peristiwa ini juga mencerminkan kelemahan fundamental dalam sistem pendidikan Indonesia, yang masih terlalu fokus pada aspek kognitif dan pencapaian akademis, sementara mengabaikan pengembangan kecerdasan emosional dan keterampilan sosial. 

Pendidikan yang holistik seharusnya tidak hanya berorientasi pada pencarian pekerjaan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kemampuan untuk mengelola emosi. Pendidikan emosional mencakup pengajaran tentang bagaimana mengenali, memahami, dan mengelola emosi dengan cara yang konstruktif. Keterampilan ini sangat penting untuk mencegah reaksi impulsif yang merugikan, seperti yang terlihat dalam kekerasan massa. 

Kurikulum yang lebih komprehensif harus memasukkan pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai seperti empati, toleransi, dan resolusi konflik. Siswa perlu dibekali dengan kemampuan untuk berpikir kritis dan membuat keputusan yang berdasarkan pada pertimbangan rasional, bukan sekadar dorongan emosional.

Selain itu, pendidikan seharusnya juga membantu individu mencari kebahagiaan yang hakiki dan jati diri sebagai manusia. Kebahagiaan tidak hanya berasal dari pencapaian materi atau status sosial, tetapi juga dari kepuasan batin dan hubungan sosial yang sehat. 

Pendidikan yang menyeluruh akan memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka, serta memahami nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam.

Perilaku Agresifitas Kolektif dan Tanggung Jawab Masyarakat

Tindakan kekerasan oleh massa menuntut adanya tanggung jawab kolektif dari masyarakat untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Teriakan maling seharusnya direspons dengan upaya yang terstruktur dan bertanggung jawab. 

Warga harus dilatih untuk pertama-tama memverifikasi kebenaran tuduhan sebelum mengambil tindakan. Ini dapat dilakukan dengan melaporkan insiden tersebut kepada pihak yang berwajib dan menunggu proses hukum yang adil.

Perilaku agresifitas kolektif sering kali didorong oleh keyakinan bahwa keadilan dapat ditegakkan melalui tindakan bersama. Namun, tanpa pengetahuan dan kesadaran yang memadai, aksi massa ini justru berujung pada pelanggaran hak asasi dan kekerasan yang tidak terkendali. 

Pemerintah dan organisasi masyarakat sipil memiliki peran penting dalam mendidik masyarakat mengenai pentingnya penegakan hukum dan proses hukum yang adil. Kampanye penyadaran publik dan pelatihan komunitas dapat membantu mengurangi kejadian kekerasan massa dengan mengajarkan warga cara bereaksi yang lebih aman dan efektif dalam situasi krisis.

Kesimpulan

Kasus kekerasan massa yang mengakibatkan kematian pemilik mobil adalah cerminan kompleksitas masalah sosial yang mencakup kemarahan kolektif dan kelemahan dalam sistem pendidikan masyarakat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun