Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Petani Perempuan Desa Wolotolo-Ende: Pionir Pertanian Organik dan Pengelolaan SDA Berkelanjutan

13 Juni 2024   12:52 Diperbarui: 13 Juni 2024   13:19 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jenis tanaman hortikultura seperti tomat, cabai, bawang dan sawi, bisa dipanen dalam satu bulan, ada juga yang bisa dipanen dalam tiga bulan, sehingga lebih cepat dibandingkan dengan tanaman komoditi perkebunan yang sifatnya jangka panjang.

Beberapa ibu-ibu mengungkapkan bahwa, kegiatan sekolah lapang sangat menjawab kebutuhan mereka adalah pembuatan pupuk bokasi, pembuatan pestisida organik padat dan cair. Karena melalui praktik pertanian tersebut, penghasilan dan pendapatan rumah tangga mereka mengalami peningkatan.

Implementasi pertanian organik di Desa Wolotolo memberikan dampak positif terhadap ekonomi rumah tangga. Dengan meningkatnya hasil panen dari pertanian organik, pendapatan rumah tangga juga meningkat. Hal ini memungkinkan rumah tangga di desa Wolotolo dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti pendidikan anak dan kesehatan.

Praktik pertanian organik yang diterapkan oleh petani di Desa Wolotolo membantu dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan pemanfaatan pupuk organik dan metode pertanian ramah lingkungan, tentunya tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia tetapi juga mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari produksi dan transportasi pupuk kimia.

Petani Perempuan. Sumber Gambar: Tananuanews
Petani Perempuan. Sumber Gambar: Tananuanews

Petani Desa Wolotolo ini juga aktif terlibat dalam program penghijauan seperti menanam pohon dan menjaga keberlangsungan sumber air. Kegiatan ini sebagai bentuk rencana aksi program Penanggulangan Resiko Bencana (PRB) dengan menanam pohon bambu di pinggir kali dan mata air.

Mama Vera menyebutkan bahwa bibit-bibit pohon seperti bambu, mangga, dan durian yang diberikan melalui program bantuan, telah ditanam di sekitar kali dan mata mair dekat kampung,

Kegiatan menanam pohon tidak hanya berfungsi sebagai penahan erosi tetapi juga berkontribusi pada penyerapan karbon serta memperkaya keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Petani tradisional Desa Wolotolo mulai rasakan manfaat bimbingan dan pendampingan Yayasan Tananua. Melalaui berbagai kegiatan seperti pembuatan pupuk organik, penanaman pohon dan pengelolaan kelompok tani, petani tradisional Desa Wolotopo tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial komunitas, namun juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan tantangan perubahan iklim.

Para petani tradisional Desa Wolotolo dengan semangat dan komitmen mereka, menunjukkan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten dan dedikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun