Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Komunikasi Politik dalam Pilkada 2024: Perspektif Teori Komunikasi Deliberatif Habermas

13 Juni 2024   09:00 Diperbarui: 13 Juni 2024   09:21 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.kompas.com

Komunikasi Politik dalam Pilkada 2024: Perspektif Teori Komunikasi Deliberatif Habermas

Dalam era demokrasi modern, komunikasi politik telah menjadi elemen krusial dalam upaya membangun hubungan yang efektif antara elit politik dan masyarakat. Dikatakan krusial karena berkaitan sebagai landasan bagi demokrasi yang sehat dan pemerintahan yang responsif. 

Hal ini menciptakan saluran dua arah antara pemerintah dan masyarakat, memungkinkan dialog yang konstruktif dan pengambilan keputusan yang lebih baik untuk kesejahteraan bersama.

Dalam terminologi ilmu politik, komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan aktivitas politik dalam sistem politik. 

Proses komunikasi politik di mana informasi tentang isu-isu politik, program, dan pesan politik disebarluaskan kepada publik melalui berbagai media, mulai dari pidato, debat publik, media massa, hingga media sosial dan lainnya.

Dalam konteks Pilkada 2024 sebagai bagian dari proses politik, komunikasi politik akan memainkan peran kunci dalam menentukan bagaimana para calon kepala daerah dapat mengartikulasikan visi mereka dan menarik dukungan dari masyarakat. Melalui komunikasi politik, kandidat dapat mengklarifikasi isu-isu yang berkembang, menjawab kritik, dan memperkuat citra positif di mata publik.

Demikian pentingnya komunikasi politik bukan soal menyampaikan pesan dari calon pemimpin kepada pemilih, tetapi juga tentang membangun dialog dua arah yang dapat memperkuat kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.

Perspektif Teori Komunikasi Deliberatif Habermas

Salah satu perspektif teoritik komunikasi yang menawarkan kerangka kerja untuk memahami dan meningkatkan kualitas komunikasi politik, khususnya menjelang Pilkada 27 November 2024 adalah Jurgen Habermas, seorang filsuf Jerman, melalui teori komunikasi deliberatifnya.

Teori komunikasi deliberatif yang diusung oleh Habermas menekankan pentingnya ruang publik yang ideal di mana diskusi rasional dan argumentatif dapat berlangsung secara terbuka dan bebas dari tekanan eksternal. 

Dalam karyanya, The Theory of Communicative Action (1981), Habermas menjelaskan bahwa tindakan komunikatif merupakan dasar bagi demokrasi yang sehat. Ia menekankan bahwa komunikasi yang deliberatif memerlukan partisipasi yang setara dari semua anggota masyarakat, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara, didengar, dan mempengaruhi keputusan kolektif.

Kita saat ini hidup di era post-demokrasi yang ditandai dengan berbagai tantangan yang mengancam prinsip-prinsip demokrasi deliberatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun