Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Muda, Yang Memimpin: Menimba Spirit Kepemimpinan Bung Karno

7 Juni 2024   06:07 Diperbarui: 7 Juni 2024   06:07 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://nasional.kompas.com

Yang Muda, Yang Memimpin: Menimba Spirit Kepemimpinan Bung Karno

Pada tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia, Soekarno, sang proklamator, menorehkan sejarah dengan semangat mudanya yang membara. Lahir pada 6 Juni 1901, Soekarno menunjukkan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk menjadi pemimpin besar. 

Perjalanan hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak generasi, terutama dalam konteks putusan Mahkamah Agung yang baru-baru ini memperbolehkan kepala daerah dijabat oleh seseorang berusia 30 tahun.

Keputusan ini mengundang berbagai reaksi. Ada yang menyambutnya dengan antusias, melihat peluang bagi generasi muda untuk membawa perubahan. Namun, tidak sedikit yang skeptis, meragukan kemampuan seseorang yang terbilang muda untuk memimpin sebuah daerah. 

Dalam konteks ini, menggali kembali semangat dan jejak kepemimpinan Bung Karno menjadi relevan dan penting, terutama pada hari ulang tahunnya yang ke-123 ini.

Semangat Muda Bung Karno

Sejak muda, Soekarno telah menunjukkan kepedulian mendalam terhadap nasib bangsa. Pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng, tempat ia meraih gelar insinyur dalam bidang teknik sipil, tidak membuatnya abai terhadap kondisi sosial-politik Indonesia di bawah penjajahan Belanda. Sebaliknya, pendidikan tersebut memperkuat pemikirannya dan membekalinya dengan keterampilan analitis yang tajam.

Namun, yang lebih menonjol dari sekadar gelar akademik adalah semangat nasionalisme yang berkobar dalam diri Soekarno. Pada tahun 1927, bersama rekan-rekannya, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), yang bertujuan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari cengkeraman penjajahan. 

Keberaniannya untuk berdiri di garis depan pergerakan kemerdekaan di usia muda menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak melulu soal usia, tetapi juga soal visi, dedikasi, dan keberanian.

Proklamasi Kemerdekaan dan Kepemimpinan Bung Karno

Momen puncak dari perjuangan Soekarno adalah ketika ia bersama Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Proklamasi ini bukan hanya sebuah deklarasi politik, tetapi juga sebuah manifestasi dari visi besar Soekarno tentang Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat. 

Sebagai presiden pertama Indonesia, Soekarno tidak hanya memimpin negara yang baru merdeka tetapi juga memperkenalkan konsep Pancasila yang menjadi dasar negara.

Soekarno juga dikenal sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok, yang memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Meskipun masa kepemimpinannya diwarnai oleh berbagai tantangan, termasuk krisis politik dan ekonomi, semangatnya tidak pernah pudar. Pada tahun 1967, ia menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto, tetapi warisan perjuangannya tetap hidup dalam jiwa rakyat Indonesia.

Menimba Pelajaran dari Kepemimpinan Muda Bung Karno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun