Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Program Makan Bergizi Gratis: Menuju Generasi Sehat dan Berkualitas

1 Juni 2024   19:32 Diperbarui: 2 Juni 2024   05:40 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Makan Bergizi Gratis merupakan inisiatif baru yang diperkenalkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai pengganti Program Makan Siang Gratis. Inisiatif ini dirancang untuk memberikan makanan sehat dan bergizi kepada anak-anak sekolah dengan jadwal yang lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan mereka.

Presiden terpilih Prabowo Subianto menyatakan bahwa anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang masuk pagi memerlukan makanan sebelum waktu makan siang. Oleh karena itu, program ini diubah namanya untuk mencerminkan fleksibilitas waktu dan fokus pada asupan gizi yang baik.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menyampaikan bahwa tim internal Prabowo Subianto mengkaji perubahan nama program ini agar lebih sesuai dengan kebutuhan siswa di berbagai daerah. Di beberapa wilayah, siswa Taman Kanak-Kanak (TK) dan SD pulang sebelum waktu makan siang, sehingga makanan harus disediakan lebih awal agar mereka tidak terlalu lama menunggu.

Kendati demikian, program pemberian makan gratis di sekolah telah menimbulkan perdebatan hangat. Meskipun makanan yang disediakan gratis, belum tentu memenuhi kriteria gizi yang sehat dan seimbang. Sehingga pertanyaannya kemudian, apakah makanan yang disediakan memenuhi standar gizi yang ditetapkan, serta memperhatikan aspek kebersihan dan keamanan pangan?

Selain aspek gizi, kebersihan dan keamanan makanan bagi anak-anak, beberapa pihak lainnya menyoroti beberapa aspek seperti anggaran dan tata kelola. 

Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengkritisi anggaran Rp 15.000 per anak yang direncanakan. Ia meragukan biaya tersebut, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Sangat krusial bagi kesuksesan implementasi program ini adalah adanya tata kelola keuangan yang hati-hati serta kepatuhan pada batasan-batasan fiskal. Kritik ini terkait dengan potensi kebocoran dan penyalahgunaan anggaran.

Selain itu, dikatakan juga program skala nasional ini juga membawa tantangan logistiknya sendiri, seperti membagikan makanan kepada puluhan juta anak di berbagai daerah dengan aksesibilitas dan kondisi topografis berbeda. Hal ini memerlukan perencanaan yang mendetail dan hati-hati untuk mengoptimalkan manfaatnya.

Terlepas dari perdebatan di atas, tentunya program ini memiliki niat baik, dengan harapan agar dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, serta menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah, dan pada akhirnya dapat meningkatkan konsentrasi serta energi anak selama belajar.

Selain itu, program ini diharapkan dapat mengurangi beban ekonomi bagi keluarga kurang mampu, yang sering kali kesulitan menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak mereka. Dengan demikian, program ini tidak hanya berdampak pada kesehatan anak-anak, tetapi juga pada kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

Dengan demikian, implementasi Program Makan Bergizi Gratis membutuhkan kerjasama lintas sektor, melibatkan pemerintah, sekolah, orangtua, penyedia makanan, serta komunitas lokal.

Pemerintah sebagai Fasilitator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun